24 |
DIBAYAR LUNAS |
Penyaliban adalah metode penghukuman yang paling kejam. Kekaisaran Roma menerapkan hukuman ini hanya kepada pelaku kejahatan yang paling jahat.
Penyaliban adalah pilihan kita, umat manusia, bagi Sang Pencipta ketika Dia datang kepada kita. 1
“Dan ada juga digiring dua orang lain, yaitu dua penjahat untuk dihukum mati bersama-sama dengan Dia. Ketika mereka sampai di tempat yang bernama Tengkorak 2, mereka menyalibkan Yesus di situ dan juga kedua orang penjahat itu, yang seorang di sebelah kanan-Nya dan yang lain di sebelah kiri-Nya.” (Lukas 23:32-33)
DISALIBKAN!
Penyaliban dirancang untuk membuat korbannya mengalami kesakitan yang sangat mengerikan dan merendahkan harga dirinya. Saya belum pernah melihat, atau mau melihat, lukisan atau film yang dengan benar menggambarkan rasa malu dan sakit yang Yesus alami ketika disalibkan. Misalnya, para artis dan penulis cerita selalu menggambarkan sepotong kain yang menutupi-Nya, padahal dalam kenyataan sejarah para tentara Roma menelanjangi para pelaku kejahatan terkutuk sebelumnya dan kemudian dengan kejam membanting mereka pada pohon atau salib dan menusukkan paku panjang ke pergelangan tangan dan tumit mereka.
Penyaliban akan menyebabkan kematian pelan yang memalukan dan menyakitkan.
Yesus bersedia menanggung hukum ini - rasa malu dan rasa sakit - bagi kamu, bagi saya, dan bagi semua umat keturunan Adam. Beratnya siksaan yang ditanggungkan kepada Yesus dimaksudkan untuk membantu kita mengerti hukuman kejam yang layak kita terima atas dosa kita.
Berabad-abad sebelum Roma menciptakan hukuman penyaliban, nabi Daud menggambarkan penderitaan Mesias di kayu salib:
“Gerombolan penjahat mengepung aku, mereka menusuk tangan dan kakiku. Segala tulangku dapat kuhitung; mereka menonton, mereka memandangi aku. Mereka membagi-bagi pakaianku di antara mereka, dan mereka membuang undi atas jubahku. … ‘Ia menyerah kepada TUHAN; biarlah Dia yang meluputkannya, biarlah Dia yang melepaskannya! Bukankah Dia berkenan kepadanya?’” (Mazmur 22:16-18, 8) Dan nabi Yesaya bernubuat: “ia telah menyerahkan nyawanya ke dalam maut dan karena ia terhitung di antara pemberontak-pemberontak, sekalipun ia menanggung dosa banyak orang dan berdoa untuk pemberontak-pemberontak.” (Yesaya 53:12)
Kutipan di bawah ini diambil dari Kitab Injil, berdasarkan nubuat diatas, lihat berapa banyak penggenapan nubuat yang dapat kamu temukan.
“ Ketika mereka sampai di tempat yang bernama Tengkorak [tempat dimana 2000 tahun sebelumnya Allah menyediakan seekor domba jantan untuk mati menggantikan anak Abraham,] mereka menyalibkan Yesus di situ dan juga kedua orang penjahat itu, yang seorang di sebelah kanan-Nya dan yang lain di sebelah kiri-Nya. Yesus berkata: ‘Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.’ Dan mereka membuang undi untuk membagi pakaian-Nya. Orang banyak berdiri di situ dan melihat semuanya. Pemimpin-pemimpin mengejek Dia, katanya: ‘Orang lain Ia selamatkan, biarlah sekarang Ia menyelamatkan diri-Nya sendiri, jika Ia adalah Mesias, orang yang dipilih Allah. Juga prajurit-prajurit mengolok-olokkan Dia.’
Seorang dari penjahat yang digantung itu menghujat Dia, katanya: ‘Bukankah Engkau adalah Kristus? Selamatkanlah diri-Mu dan kami!’
Tetapi yang seorang menegor dia, katanya: ‘Tidakkah engkau takut, juga tidak kepada Allah, sedang engkau menerima hukuman yang sama? Kita memang selayaknya dihukum, sebab kita menerima balasan yang setimpal dengan perbuatan kita, tetapi orang ini tidak berbuat sesuatu yang salah.’ Lalu ia berkata: ‘Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja.’
Kata Yesus kepadanya: ‘Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus.’
Ketika itu hari sudah kira-kira jam dua belas, lalu kegelapan meliputi seluruh daerah itu sampai jam tiga, sebab matahari tidak bersinar ….” (Lukas 23:33-36, 39-45)
TRANSAKSI
Selama berabad-abad sudah banyak korban menanggung rasa sakit penyaliban. Sebelum Yerusalem jatuh pada abad 70 M, tentara Roma menyalibkan lima ratus orang Yahudi setiap hari. 3 Beberapa korban menderita di atas kayu salib selama beberapa hari sebelum habis masa penghukumannya. Yesus menderita di kayu salib selama enam jam, waktu yang relatif singkat, sebelum akhirnya Dia mati. Jadi apa yang membuat penderitaannya unik?
Salah satu perbedaan penting adalah bahwa para nabi sudah menubuatkan penderitaan dan kematian Yesus. Perbedaan lain adalah - walaupun orang lain mencurahkan darahnya ketika ditusuk di kayu salib - hanya Tuhan Yesus yang mencurahkan darah yang sempurna. Cerita yang baru kita baca di atas mengungkapkan elemen yang sangat unik dari kematian Yesus.
“Ketika itu hari sudah kira-kira jam dua belas, lalu kegelapan meliputi seluruh daerah itu sampai jam tiga.” (Lukas 23:44) 4
Yesus dipaku di kayu salib jam sembilan pagi. Dari siang sampai jam tiga seluruh bumi ditutup kegelapan. Mengapa? Tanpa terlihat dunia, selama tiga jam itu sedang terjadi transaksi yang paling penting. Allah sedang menangani dosa kita supaya kita tidak perlu menangani dosa kita di waktu kekekalan nanti.
Selama beberapa jam kegelapan yang gaib itu Allah di surga membebankan hukuman kekal karena dosa kita kepada Anak-Nya yang benar dan terkasih. Untuk itulah Anak Allah menjadi manusia yang mempunyai daging dan darah.
“Dan Ia adalah pendamaian [persembahan penghapus dosa yang cukup untuk menyurutkan amarah Allah] untuk segala dosa kita, dan bukan untuk dosa kita saja, tetapi juga untuk dosa seluruh dunia.” (1 Yohanes 2:2)
Tujuh abad sebelumnya nabi Yesaya telah menggambarkan transaksi ini:
“Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh … Tuhan telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian … seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian … Tuhan berkehendak meremukkan dia dengan kesakitan. Apabila Ia menyerahkan dirinya sebagai korban penebus salah … sesudah kesusahan jiwanya ia akan melihat terang dan menjadi puas; dan hamba-Ku itu, sebagai orang yang benar, akan membenarkan banyak orang oleh hikmatnya, dan kejahatan mereka dia pikul.” (Yesaya 53:5-7, 10-11)
Selama beberapa jam di kayu salib, saat planet bumi dilingkupi kegelapan, TUHAN meletakkan pencemaran dan kutukan dosa kita kepada Anak-Nya yang bersedia menderita dan tak berdosa. Kita mungkin tidak akan pernah mengerti apa yang terjadi antara Bapa dan Anak tapi kebenarannya adalah telah terjadi transaksi yang terbesar sepanjang masa.
SENDIRI!
Ketika kegelapan menutupi dunia, “Berserulah Yesus dengan suara nyaring: ‘Eli, Eli, lama sabakhtani?’ Artinya: Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan aku?” (Matius 27:46)
Mengapa Yesus meneriakkan kata-kata memilukan itu di atas kayu salib? Dia berteriak karena Allah telah meninggalkan-Nya untuk menanggung hukum dosa…
sendiri.
Atas nama semua orang, Yesus menderita tiga tingkat perpisahan yang diakibatkan dosa:
- Dia mengalami kematian spiritual. Allah di surga memalingkan wajah-Nya yang suci dari Anak-Nya di dunia - yang menanggung dosa umat manusia.
- Dia mengalami kematian fisik. Ketika Yesus bersedia mati, roh dan jiwa-Nya meninggalkan tubuh-Nya.
- Dia juga merasakan kematian kedua. Dia menderita kengerian neraka - untuk kamu dan saya.
Neraka adalah tempat kegelapan dan pengurungan yang ditinggalkan Allah; tempat segala yang tidak baik, tempat yang terpisah dari hadirat dan kasih Bapa surgawi.Untuk pertama dan terakhir kalinya Anak yang kekal dipisahkan dari Bapa-Nya yang kekal ketika Dia disalibkan. Yesus menanggung perpisahan yang menakutkan supaya kita tidak pernah perlu mengalaminya.
Anak Domba Allah yang suci menjadi Penanggung Dosa kita: Pengganti kita. Dia menanggung seluruh beban kutukan dosa dan menerima rasa malu, sakit, duri, dan paku. Di atas altar kayu salib Yesus menjadi “korban bakaran persembahan” yang penuh dan terakhir atas dosa. 5
NERAKA SELAMA BEBERAPA JAM?
Yesus mengambil neraka kita.
Bagaimana satu orang Manusia membayar hukuman dosa seluruh umat manusia? Bagaimana Yesus bisa menderita penghukuman kekal hanya dalam waktu beberapa jam?
Dia bisa karena siapa Dia.
Karena siapa Dia maka Dia tidak perlu terus menerus membayar dosa kita sepanjang kekekalan seperti yang harus kita lakukan. Sebagai Anak Kekal dan Firman Allah, Dia sendiri tidak berdosa atau terikat waktu seperti kita.
Karena siapa Dia maka Dia bisa “mengalami maut bagi semua manusia” (Ibrani 2:9) dalam waktu terbatas.
Seperti Tuhan Allah tidak memerlukan sejumlah waktu tertentu untuk menciptakan dunia kita yang kompleks (walaupun Dia memilih untuk menciptakannya dalam enam hari), Dia juga tidak memerlukan sejumlah waktu di kayu salib untuk menebus umat manusia (walaupun Dia memilih untuk melakukannya dalam enam jam).
Bagi Allah waktu tidaklah penting.
“Dari selama-lamanya sampai selama-lamanya Engkaulah Allah … Sebab di mata-Mu seribu tahun sama seperti hari kemarin, apabila berlalu, atau seperti suatu giliran jaga di waktu malam.” (Mazmur 90:2, 4)
“SUDAH SELESAI!”
“Sesudah itu, karena Yesus tahu, bahwa segala sesuatu telah selesai, berkatalah Ia - supaya genaplah yang ada tertulis dalam Kitab Suci - ‘Aku haus!’ Di situ ada suatu bekas penuh anggur asam. Maka mereka mencucukkan bunga karang, yang telah dicelupkan dalam anggur asam, pada sebatang hisop lalu mengunjukkannya ke mulut Yesus. Sesudah Yesus meminum anggur asam itu, berkatalah ia: ‘Sudah selesai.’ Lalu Ia menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya.” (Yohanes 19:28-30)
Sebelum Yesus mati, Dia membuat pernyataan:
“Sudah selesai.”
Pernyataan ini diterjemahkan dari sebuah kata Yunani, “Tetelestai.” Kata ini biasa dipakai dalam dunia bisnis Roma. Kata ini dipakai untuk menyatakan bahwa hutang telah lunas terbayar. Dalam surat-surat tanda terima kuno tercantum tulisan “Tetelestai,” yang berarti:
“Sudah dibayar lunas.”
Kata Tetelestai juga digunakan untuk menyatakan bahwa sebuah tugas sudah selesai. Seorang hamba akan berkata “Tetelestai” ketika dia melapor kepada pemberi misi, yang berarti:
“Pekerjaan selesai.”
Semua penulis Kitab Injil melaporkan bahwa “lalu berserulah Yesus dengan suara nyaring dan menyerahkan nyawa-Nya.” (Markus 15:37)
Itu adalah teriakan kemenangan!
Nubuat dan lambang tentang pengorbanan Anak Domba Allah telah digenapi.
Yesus telah dengan efektif menangani penyebab kutukan: dosa. Dia sudah membayar tebusan yang disyaratkan Allah untuk menebus keturunan Adam yang tercemar, tidak patuh, dan terkutuk. Sifat alami Allah yang benar dan kemarahan-Nya atas dosa telah dipuaskan sepenuhnya. Hukum-Nya telah ditegakkan.
Sudah selesai! Sudah dibayar lunas! Pekerjaan selesai!
“Kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia … bukan dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat. Ia telah dipilih sebelum dunia dijadikan, tetapi karena kamu baru menyatakan diri-Nya pada zaman akhir.” (1 Petrus 1:18-20)
Selama berabad-abad darah telah dicurahkan dari jutaan hewan korban tak bernoda. Tapi sekarang darah Yesus sendiri telah tercurah dari tubuh-Nya yang tak berdosa. “Darah Kristus yang mahal” dan yang tak terbatas tidak hanya akan menutup dosa secara sementara; tapi akan menghapusnya dari buku catatan untuk selamanya.
Inilah perjanjian pertama Allah yang sudah dinubuatkan sebelumnya.
“Sesungguhnya, akan datang waktunya, demikianlah firman TUHAN, Aku akan mengadakan perjanjian baru … Aku akan mengampuni kesalahan mereka dan tidak lagi mengingat dosa mereka.” (Yeremia 31:31, 34)
Kitab Perjanjian Baru kemudian menjelaskan: “Ia berkata-kata tentang perjanjian yang baru, Ia menyatakan yang pertama sebagai perjanjian yang telah menjadi tua.” (Ibrani 8:13) Tidak diperlukan lagi korban persembahan penghapus dosa. Hewan bakaran di atas altar telah dihapuskan oleh kematian Mesias di kayu salib.
Seperti TUHAN Allah sudah melakukan pengorbanan darah pertama (di hari ketika Adam dan Hawa berdosa), Dia juga telah menyediakan pengorbanan darah terakhir yang bisa diterima.
Seperti yang sudah dinubuatkan Abraham, “Allah yang akan menyediakan anak domba untuk korban bakaran bagi-Nya.” (Kejadian 22:8) Allah menyayangi anak Abraham tapi Dia “tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua.” (Roma 8:32)
Curahan darah Yesus memuaskan hukum dosa dan hukum maut dan memenuhi hukum korban keselamatan.
Karena itulah Dia berteriak, “Sudah selesai!”
TABIR YANG ROBEK
Lalu apa yang terjadi setelah Yesus berteriak, “Sudah selesai!”?
“Lalu berserulah Yesus dengan suara nyaring dan menyerahkan nyawa-Nya. Ketika itu tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah.” (Markus 15:37-38)
Seorang ahli sejarah kuno menggambarkan bahwa tabir Bait Allah setebal telapak tangan dan sangat berat sehingga diperlukan 300 orang untuk memindahkannya. 6
Apa yang menyebabkan kain tebal ini robek menjadi dua?
Kembali ke bab 21 kita belajar bahwa Allah memerintahkan umat-Nya untuk menggantung tirai khusus ini di tabernakel dan kemudian di Bait Allah. Tabir ini menutup manusia dari “Kemah Suci” - tempat ibadah bagian dalam dimana Allah pernah menempatkan cahaya kehadiran-Nya yang membutakan. Tirai yang dipintal dengan warna biru, ungu, dan merah ini melambangkan Anak Allah yang akan datang dari surga ke dunia. Tirai ini juga sebagai pengingat bahwa pendosa terpisah dari Pencipta mereka yang suci. Hanya orang-orang yang memenuhi standar kebenaran Allah yang sempurna yang bisa masuk ke dalam tempat kediaman Allah yang kekal.
Setahun sekali - pada Hari Pendamaian - seorang imam besar yang telah diurapi diperbolehkan masuk melalui tabir dan masuk ke dalam Kemah Suci. Satu-satunya cara supaya imam besar bisa masuk ke dalam hadirat Allah tanpa dibinasakan adalah dengan membawa semangkuk darah kambing yang dikorbankan (melambangkan curahan darah Kristus). Imam itu juga harus mengenakan pakaian dari kain linan halus (melambangkan kebenaran Kristus). Ketika Imam itu sudah berada di dalam Kemah Suci, dia harus memercikkan darah kambing itu sebanyak tujuh kali (melambangkan penyelesaian) pada Tutup Pendamaian dari Tabut Perjanjian. Di dalam Tabut ini terdapat Perintah Allah yang mengutuk semua pendosa dengan kematian. Tapi Allah memperlihatkan kasih setia-Nya kepada pendosa dengan memperbolehkan seekor hewan tak bernoda untuk mati menggantikan mereka.
Selama lima belas abad tabir itu menjadi saksi kesucian Allah yang mutlak dan tanpa adanya pertumpahan darah Kristus, tidak akan ada pengampunan dosa secara permanen. Hanya Yang Dipilih Allah Yang Tak Berdosa, yang dilambangkan oleh tabir itu, yang bisa membayar harga dosa. Karena itulah ketika waktunya tiba Allah akan mengirimkan Anak-Nya sendiri untuk menjalani kehidupan yang sangat patuh pada hukum Allah dan kemudian dengan darah-Nya Dia bersedia membayar lunas hukuman keturunan Adam yang melanggar.
Jadi siapa yang merobek tabir menjadi dua? Allah yang melakukannya. Tindakan ini adalah pernyataan “Amin!” dari Bapa atas pernyataan “Sudah selesai!” dari Anak. 7
Allah sudah puas.
TIDAK ADA LAGI KORBAN PENGHAPUS DOSA
Pengorbanan Yesus di kayu salib telah menyediakan pendamaian penuh (pengampunan atas dosa dan perbaikan hubungan dengan Allah). Pengganti yang Sempurna telah bersedia mencurahkan darah-Nya bagi dosa dunia.
Orang-orang kepunyaan Allah tidak perlu lagi dibebani pengorbanan tahunan atas dosa.
Allah tidak memerlukan lagi ritual Bait Allah atau imam besar.
Pengorbanan satu untuk semua telah dilakukan. Sang Nyata dibalik bayangan dan simbol telah menyatakan: “Sudah selesai!”
Kepada semua orang yang percaya, Allah sendiri berkata:
“Aku tidak lagi mengingat dosa-dosa dan kesalaham mereka. Jadi apabila untuk semuanya itu ada pengampunan, tidak perlu lagi dipersembahkan korban karena dosa. Jadi, saudara-saudara, oleh darah Yesus kita sekarang penuh keberanian dapat masuk ke dalam tempat kudus, karena Ia telah membuka jalan yang baru dan yang hidup bagi kita melalui tabir, yaitu diri-Nya sendiri, dan kita mempunyai seorang Imam Besar sebagai kepala Rumah Allah. Karena itu marilah kita menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh.” (Ibrani 10:17-22)
MATI
Ketika Yesus mati, tidak saja tabir Bait Allah terbelah dua tapi dunia berguncang dan kerumunan orang-orang berpencar ketakutan.
“Kepala pasukan dan prajurit-prajuritnya yang menjaga Yesus menjadi sangat takut ketika mereka melihat gempa bumi dan apa yang telah terjadi, lalu berkata: ‘Sungguh, Ia ini adalah Anak Allah.’” (Matius 27:54)
Kemudian, untuk memastikan bahwa Yesus telah benar-benar mati, seorang tentara Roma menusukkan tombak ke bagian samping tubuh Yesus. Darah dan air tercurah keluar, memberikan bukti bahwa Dia sudah mati. Tindakan tentara itu juga menggenapi nubuat lain. 8
DIKUBUR
“Menjelang malam datanglah seorang kaya, orang Arimatea, yang bernama Yusuf dan yang telah menjadi murid Yesus juga. Ia pergi menghadap Pilatus dan meminta mayat Yesus. Pilatus memerintahkan untuk menyerahkannya kepadanya. Dan Yusufpun mengambil mayat itu, mengapaninya dengan kain lenan yang putih bersih, lalu membaringkannya di dalam kuburnya yang baru, yang digalinya di dalam bukit batu, dan sesudah menggulingkan sebuah batu besar ke pintu kubur itu, pergilah ia.” (Matius 27:57-60)
Nabi Yesaya telah bernubuat bahwa makam Mesias akan “di tengah-tengah orang kaya” (Yesaya 53:9 BIS). Detil rencana Allah sedang digenapi. Tapi murid-murid Yesus masih belum mengerti rencana itu. Mereka benar-benar percaya bahwa Yesus adalah Mesias yang akan membangun kerajaan-Nya di dunia tapi ketika mereka melihat-Nya mati, harapan mereka pun mati bersama-Nya. Tuan mereka yang melakukan keajaiban-keajaiban dan Teman terkasih mereka telah mati dan dikubur.
Sudah berakhir, atau setidaknya itulah yang mereka pikirkan.
Anehnya, walaupun murid-murid Yesus telah melupakan janji-Nya untuk kembali hidup pada hari yang ketiga, para pemimpin agama yang merancang kematian Yesus tidak melupakannya.
“Imam-imam kepala dan orang-orang Farisi pergi bersama-sama menghadap Pilatus dan berkata, ‘Tuan, kami ingat waktu penipu itu masih hidup, Ia pernah berkata, ‘Sesudah tiga hari Aku akan bangkit.’ Karena itu, suruhlah orang menjaga kuburan itu baik-baik sampai hari yang ketiga, supaya pengikut-pengikut-Nya tidak dapat mencuri mayat-Nya lalu berkata kepada orang-orang bahwa ia sudah dibangkitkan dari kematian. Dan penipuan yang terakhir ini akan lebih buruk daripada yang pertama.’
‘Kalian punya tentara pengawal,’ kata Pilatus kepada mereka, ‘pergilah menjaga kuburan itu seketat mungkin.’” (Matius 27:62-66)
Pintu batu penutup kubur tempat tubuh Yesus diletakkan, ditutup. Tentara-tentara Roma yang diperlengkapi senjata berjaga-jaga di sekitar kuburan. Sepertinya cerita Yesus dari Nazaret akan berakhir seperti ini.
Tapi kemudian datanglah Hari Minggu pagi.
1. Jika kamu masih belum mengerti bab 8 dan 9, dan 16 dan 17 SATU ALLAH SATU PESAN, kamu akan menganggap pernyataan ini sebagai penghujatan. Saya bahkan pernah mendengar seseorang berkata dengan sinis, “Jadi, ketika “Allah” sedang dalam rahim seorang perawan dan kemudian di atas salib, siapa yang mengatur alam semesta?” Pertanyaan ini mengungkapkan pandangan yang salah tentang Kitab Suci dan tentang Allah yang sudah memberikan Kitab Suci itu. “Yesus menjawab mereka: ”Kamu sesat, sebab kamu tidak mengerti Kitab Suci maupun kuasa Allah!’” (Matius 22:29) Karena Allah selalu ada sebagai tiga kesatuan yang majemuk, maka tidak masalah bagi-Nya untuk berada di dunia dan di surga di saat yang sama. Jika matahari bisa berada di luar angkasa disaat sinar dan panasnya ada di bumi bersama kita, mengapa Pencipta matahari itu tidak bisa berada di surga dan di bumi di saat yang sama?
2. Kalvari (kranion) adalah nama dalam bahasa Yunani untuk kata Golgotha dalam bahasa Ibrani, yang berarti tempat tengkorak. (Matius 27:33; Markus 15:22; Yohanes 19:17)Bukit, tempat Yesus disalib terletak di luar kota Yerusalem lama dan bentuknya bulat seperti tengkorak, adalah bagian dari punggung bukit gunung tempat Abraham mempersembahkan domba jantan menggantikan anaknya.
3. Josephus, ahli sejarah, melaporkan bahwa sebelum kehancuran Yerusalem pada tahun 70 M, tentara Roma “menangkap lima ratus orang Yahudi setiap hari; tapi ada hari-hari dimana mereka menangkap lebih banyak …, Karena kemarahan dan kebencian para tentara terhadap orang Yahudi, mereka memaku orang Yahudi satu per satu di atas kayu salib sebagai bahan tertawaan; karena jumlahnya yang semakin banyak, tempatnya tidak cukup bagi kayu salib dan kayu salibnya tidak cukup bagi orang yang harus disalibkan.” Josephus juga menulis bahwa korban-korbannya “pertama-tama dicambuk lalu disiksa dengan segala jenis siksaan. …” (Josephus, Antiquities 11:1, hal. 563)
4. Orang Yahudi menghitung hari dimulai pada jam 6:00 pagi. “Dan saat itu jam ketiga (6:00 + 3 jam = 9:00), dan mereka telah menyalibkan Dia… setelah tiba jam keenam (12:00 siang) terjadilah kegelapan atas seluruh tanah itu sampai jam kesembilan (15:00).” (Markus 15:25,33 MILT)
5. Kejadian 8:20; 22:2-8; Keluaran 29:18. Kata “korban bakaran” diulang sebanyak 169 kali dalam Perjanjian Lama. Yesus menjadi korban bakaran penebus dosa yang terakhir. Markus 12:33; Ibrani 10:6-14. Catatan: Untuk lebih mengerti mengapa Allah berpaling dari Tuhan Yesus ketika Ia digantung di kayu salib, baca Yesaya 53 dan Mazmur 22. Dalam Mazmur yang sama Daud menubuatkan bahwa Mesias akan berkata, “Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan aku?” (Mazmur 22:2), Daud memberi tahu kita mengapa Allahberpaling dari Anak-Nya. “Engkaulah Yang Kudus!” (Mazmurs 22:4) Allah berpaling dari Yesus, karena Allah sangat suci dan “terlalu suci untuk melihat kejahatan.” (Habakuk 1:13) Selama masa kegelapan itu, Anak Manusia yang tak berdosa menderita di tempat yang jahat karena Allah menyerang-Nya seolah-olah Ia adalah pendosa. Yesus, Anak Domba Allah yang suci, menjadi Penanggung Dosa (tanpa menjadi pendosa). Seorang penulis lagu melukiskan hal ini: “Sungguh suatu misteri yang luar biasa! Yang kekal telah mati! Siapa yang bisa menjelaskan rancangan-Nya yang aneh?” (Amazing Love, Charles Wesley, 1707–1788)
6. Edersheim, Alfred. The Life dan Times of Jesus the Messiah. 1883, hal. 614.
7. Baca Ibrani 9 dan 10. Catatan: Seperti yang sudah dinyatakan dalam bab 22 SATU ALLAH SATU PESAN, kemuliaan Allah yang pernah berdiam dalam Kemah Suci tabernakel dan Bait Allah sudah tidak lagi berada di belakang tabir. Sekarang kemuliaan itu ada dalam Yesus.
8. Yohanes 19:31-37