23
AYAT-AYAT PENGGENAPAN
Janji itu seperti awan; memenuhi janji itu seperti hujan.”
— Pepatah Arab

Selama beribu-ribu tahun para nabi menyatakan janji Allah yang akan mengirim Juruselamat ke dunia, “tetapi setelah genap waktunya, maka Allah mengutus Anak-Nya.” (Galatia 4:4)

Para nabi Allah menyediakan awan janji.

Yesus dari Nazaret adalah hujan pemenuhan janji Allah.

Rencana Sang Pencipta bukanlah hasil pemikiran yang mendadak. Rencana itu adalah “Injil itu telah dijanjikan-Nya sebelumnya dengan perantaraan nabi-nabi-Nya dalam kitab-kitab Suci, tentang Anak-Nya .… “ (Roma 1:2-3)

Kitab Suci adalah awan. Mesias adalah hujan.

MEMASUKI YERUSALEM DENGAN MENUNGGANG SEEKOR KELEDAI

Mesias tahu misi-Nya. Lima ratus tahun sebelumnya nabi Zakaria menuliskan salah satu dari banyak kejadian yang mengarah pada penyaliban-Nya.

“Bersorak-soraklah dengan nyaring, hai puteri Sion, bersorak-sorailah, hai puteri Yerusalem! Lihat, rajamu datang kepadamu; ia adil dan jaya. Ia lemah lembut dan mengendarai seekor keledai, seekor keledai beban yang muda. (Zakaria 9:9)

Yesus  memenuhi nubuat ini. Keempat Kitab Injil menuliskan kejadian ini. Matius, saksi dan murid Yesus, menulis:

“Ketika Yesus dan murid-murid-Nya telah dekat Yerusalem … Yesus menyuruh dua orang murid-Nya dengan pesan, ‘Pergilah ke kampung yang didepanmu itu, dan disitu kamu akan segera menemukan seekor keledai betina tertambat dan anaknya ada dekatnya. Lepaskanlah keledai itu dan bawalah keduanya kepada-Ku. Dan jikalau ada orang menegor kamu, katakanlah: Tuhan memerlukannya. Ia akan segera mengembalikannya.’ Hal itu terjadi supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi: ‘Katakanlah kepada puteri sion: Lihat, Rajamu datang kepadamu, Ia lemah lembut dan mengendarai seekor keledai, seekor keledai beban yang muda.’” (Matius 21:1-5)

Kemudian Yesus menawarkan diri-Nya sebagai Raja kepada bangsa-bangsa itu - tapi ditolak, sama seperti yang telah dinubuatkan oleh para nabi. 1

Kitab Injil mencatat dengan rinci apa yang terjadi setelah Yesus masuk ke Yerusalem dengan menunggang seekor keledai. Dia masuk ke dalam Bait Allah dan mengusir semua orang yang memanfaatnya sebagai tempat mencari uang. Kemudian Yesus berkata kepada para penjual yang terkejut, “‘Ada tertulis [dalam Kitab Suci]: Rumah-Ku akan disebut rumah doa. Tetapi kamu menjadikannya sarang penyamun.’ Maka datanglah orang-orang buta dan orang-orang timpang kepada-Nya dalam Bait Allah itu dan mereka disembuhkan-Nya” (Matius 21:13-14).

Selama beberapa hari berikutnya Yesus duduk di Bait Allah dan mengajar orang-orang tentang firman Allah yang benar. Para pemimpin agama berusaha menjebak-Nya untuk mengatakan hal-hal yang bisa dipakai untuk menyalahkan-Nya dan membuat-Nya dihukum mati. Tapi mereka gagal.

Yesus menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka dengan kebijaksanaan surgawi sehingga semua orang tercengang. 2

Kemudian tibalah waktunya.

WAKTUNYA TELAH TIBA

Yesus adalah satu-satunya yang tahu dengan tepat:

  Kapan Dia akan mati,
    dimana Dia mati,
      bagaimana Dia mati,
        dan mengapa Dia mati.

“Setelah Yesus selesai dengan segala pengajaran-Nya itu, berkatalah Ia kepada murid-murid-Nya: ‘Kamu tahu, bahwa dua hari lagi akan dirayakan Paskah, maka Anak Manusia akan diserahkan untuk disalibkan.’ Pada waktu itu berkumpullah imam-imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi di istana Imam Besar yang bernama Kayafas, dan mereka merundingkan suatu rencana untuk menangkap Yesus dengan tipu muslihat dan untuk membunuh Dia. Tetapi mereka berkata: ‘Jangan pada waktu perayaan, supaya jangan timbul keributan di antara rakyat.’” (Matius 26:1-5)

Para pemimpin agama yang memegahkan diri sendiri merasa putus asa. Dalam beberapa kesempatan mereka “berusaha menangkap Dia, tetapi tidak ada seorangpun yang menyentuh Dia, sebab saat-Nya belum tiba.(Yohanes 7:30)

Kemudian mereka mendapatkan kesempatan itu.

Yudas, yang terlihat sebagai murid Yesus padahal di dalam hatinya tidak, pergi menghadap imam-imam dan menawarkan diri untuk berkhianat dan menyerahkan Yesus kepada mereka. Para imam setuju untuk membayar Yudas tiga puluh keping perak. Perbuatan pengkhianatan ini memenuhi beberapa nubuat lain dalam Perjanjian Lama. 3

Kemudian tibalah hari ketika Yesus memberi tahu murid-murid-Nya, Telah tiba saatnya (Yohanes 12:23).

Sudah waktunya bagi Anak Domba Allah untuk mati.

MINGGU PASKAH

Jalanan Yerusalem yang sempit dipenuhi oleh orang-orang lokal dan asing. Terdengar suara domba-domba dan lembu-lembu yang mengembik. Pembeli dan pedagang melakukan tawar menawar untuk seekor anak domba yang sesuai. Saat itu adalah minggu Paskah.

Paskah adalah bagian dari perayaan yang berlangsung selama seminggu yang diciptakan Allah lima belas abad sebelumnya. Ini adalah saat bagi orang-orang kepunyaan-Nya untuk melihat ke belakang dan mengingat bagaimana TUHAN telah membebaskan “bangsa saluran komunikasi”-Nya dari perbudakan dan kematian pada malam yang ditakdirkan terjadi itu ketika nenek moyang mereka mengoleskan darah anak domba pada ambang pintu rumah mereka. Dalam pandangan Allah, Paskah juga merupakan saat untuk melihat ke depan, di hari ketika Mesias akan menggenapi arti yang lebih mendalam tentang Paskah.

Tapi hanya sedikit orang, itupun kalau ada, yang mengerti bahwa Yesus dari Nazaret akan mencurahkan darah-Nya sebagai Anak Domba Paskah yang terakhir dan menggenapi janji yang dilambangkan anak-anak domba yang pernah dikorbankan setiap tahun sejak jaman Musa. Misi Musa adalah membebaskan orang-orang dari tiran fisikmanusia, sedangkan misi Mesias adalah membebaskan manusia dari tiran spiritual, yaituSatan, dosa, dan kematian.

Menariknya, para pemimpin agama sangat ingin membunuh Yesus tapi jangan pada waktu perayaan, supaya jangan timbul keributan di antara rakyat” (Matius 26:5). Tapi justru pada hari raya itulah Yesus berencana untuk mati! Anak Domba Allah harus disembelih pada hari perayaan Paskah. 4 Semuanya terjadi sesuai rencana Allah.

Ironisnya, yang berperan besar dalam penggenapan rencana Allah adalah Satan yang sangat menolaknya ! Satan tidak menyadari - bahwa dengan menghasut pemimpin agama untuk membunuh Yesus - dia sedang merancang kekalahannya sendiri! Kitab Suci menyebut kejadian ini: “… hikmat Allah yang tersembunyi dan rahasia, yang sebelum dunia dijadikan … Tidak ada penguasa dunia ini yang mengenalnya, sebab kalau sekiranya mereka mengenalnya, mereka tidak menyalibkan Tuhan yang mulia.” (1 Korintus 2:7-8)

ROTI DAN CAWAN

Pada malam yang ditentukan Yesus dan murid-murid-Nya berkumpul di sebuah ruangan atas untuk merayakan Paskah. Setelah membagikan makanan daging anak domba dan sayuran pahit, Allah mengambil roti, mengucapkan syukur, memecah-mecah roti itu, membagi-bagikannya, dan menyuruh mereka memakannya, sambil berkata, “Perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku” (Lukas 22:19).

Roti yang dipecah-pecahkan melambangkan tubuh-Nya yang akan diremukkan dan dihukum bagi mereka.

Kemudian Dia mengoper sebuah cawan yang berisi air anggur perasan. “Cawan ini,” kata-Nya kepada murid-murid-Nya, adalah “darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa.” (Matius 26:28)

Cawan itu melambangkan darah Yesus yang akan dicurahkan untuk meneguhkan perjanjian baru yang dijanjikan.

Kedua simbol sederhana ini menunjukkan pesan utama para nabi Allah: Pencipta kita akan menjadi manusia yang mempunyai tubuh untuk menderita dan mencurahkan darah-Nya bagi umat manusia keturunan Adam yang berdosa.

Setelah menenangkan murid-murid-Nya dengan janji-janji dan kebenaran yang sangat indah, 5 Yesus membawa mereka ke sebuah taman yang tidak jauh, namanya Taman Getsemani. Sambil berlutut di tanah, dibasahi keringat, dan jiwa yang sangat menderita, Dia berdoa, “ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki.” (Matius 26:39)

“Cawan” apakah yang sangat ditakuti Yesus? Itu adalah cawan penderitaan karena dosa - untuk pertama kalinya Dia akan berpisah dari Bapa dan menderita kengerian neraka karena kamu dan saya.

Setelah mengatakan doa yang sama sebanyak tiga kali, Sang Anak dengan rela tunduk pada kehendak Bapa-Nya. Seperti yang sudah dinubuatkan nabi Daud, Mesias akan mengembalikan yang tidak diambil-Nya. “Aku dipaksa untuk mengembalikan apa yang tidak kurampas” (Mazmur 69:5).

Yesus akan menjadi Korban Persembahan penebus dosa secara penuh dan yang terakhir.

PENANGKAPAN

Setelah Yesus selesai berbicara dengan Bapa-Nya, datanglah sekelompok tentara yang diutus imam-imam kepala, ahli taurat, dan para tetua ke dalam taman itu. Dengan membawa obor, pentung, dan pedang mereka datang untuk menangkap Dia yang pernah menenangkan angin badai, mengusir setan-setan, dan membangkitkan orang mati.

Maka Yesus, yang tahu semua yang akan menimpa diri-Nya, maju ke depan dan berkata kepada mereka: ‘Siapakah yang kamu cari?’

Jawab mereka: ‘Yesus dari Nazaret.’

Kata-Nya kepada mereka: ‘Akulah Dia. … Ketika Ia berkata kepada mereka: ‘Akulah Dia,’ mundurlah mereka dan jatuh ke tanah. Maka Ia bertanya pula: ‘Siapakah yang kamu cari?’

Kata mereka: ‘Yesus dari Nazaret.’

Jawab Yesus: ‘Telah Kukatakan kepadamu, Akulah Dia.’” (Yohanes 18:4-8)

Kepada mereka yang akan menangkap-Nya, Yesus menyatakan diri-Nya dengan menggunakan nama Allah, “Akulah”. 6 Sudah jelas bahwa jika Yesus harus pergi dengan mereka, itu karena pilihan-Nya.

Ketika para tentara mendekat, Petrus, murid Yesus, mengeluarkan pedangnya tapi hanya bisa memotong telinga pelayan imam besar. Dengan kasih, Yesus menyembuhkan telinga orang itu dan kemudian berkata kepada Petrus,

“Masukkan pedang itu kembali ke dalam sarungnya, sebab barangsiapa menggunakan pedang, akan binasa oleh pedang. Atau kausangka, bahwa Aku tidak dapat berseru kepada Bapa-Ku, supaya Ia segera mengirim lebih dari dua belas pasukan malaikat membantu Aku? Jika begitu, bagaimanakah akan digenapi yang tertulis dalam Kitab Suci, yang mengatakan, bahwa harus terjadi demikian? (Matius 26:52-54)

Yesus menunjukkan perbedaan yang sangat kontras dengan orang-orang yang menggunakan kekerasan atas nama agama. Walaupun Yesus tahu bahwa orang-orang ini bermaksud untuk menghina, menyiksa, dan membunuh-Nya, Dia menunjukkan kesabaran dan kebaikan bukan benci atau balas dendam.

DINUBUATKAN OLEH PARA NABI

Kemudian Dia berkata kepada mereka yang datang untuk menangkap-Nya, “Sangkamu Aku ini penyamun, maka kamu datang lengkap dengan pedang dan pentung untuk menangkap Aku? Padahal tiap-tiap hari Aku duduk mengajar di Bait Allah, dan kamu tidak menangkap Aku.” Dan Kitab Suci menambahkan:

“Akan tetapi semua ini terjadi supaya genap yang ada tertulis dalam kitab nabi-nabi.

Lalu semua murid itu meninggalkan Dia dan melarikan diri.

Sesudah mereka menangkap Yesus, mereka membawa-Nya menghadap Kayafas, Imam Besar. Di situ telah berkumpul ahli-ahli Taurat dan tua-tua.” (Matius 26:55-57)

Mengapa Dia yang mengatur angin dan ombak memperbolehkan diri-Nya untuk ditangkap, diikat, dan dibawa pergi?

Dia melakukannya karena kasih dan patuh kepada Bapa-Nya.

Dia melakukannya untuk menyelamatkan kamu dan saya dari hukuman kekal.

Dia melakukannya “supaya genap yang ada tertulis dalam kitab nabi-nabi.”

Ratusan tahun sebelumnya nabi Yesaya menulis “Dia … seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian.” (Yesaya 53:7)

Nabi Abraham menyatakan, “Allah yang akan menyediakan anak domba untuk korban bakaran bagi-Nya.” (Kejadian 22:8)

Dan nabi Musa menulis, “Imam harus mengambil domba jantan yang seekor dan mempersembahkannya ... harus disembelihnya di tempat orang menyembelih korban penghapus dosa.” (Imamat 14:12-13)

Jangan lupakan ironi ini.

Para imam, yang bertanggung jawab untuk menyembelih dan membakar anak domba di atas altar yang berkobar-kobar di Bait Allah, adalah yang menangkap Yesus untuk dibunuh. Tapi mereka tidak tahu bahwa mereka akan mengorbankan Anak Domba yang telah dinubuatkan para nabi.

DIKUTUK OLEH PARA PEMIMPIN AGAMA

“Kemudian Yesus dibawa menghadap Imam Besar. Lalu semua imam kepala, tua-tua dan ahli Taurat berkumpul di situ.” (Markus 14:53)

Para pemimpin agama Yahudi telah mengatur pengadilan malam yang tidak resmi.

“Imam-imam kepala, malah seluruh Mahkamah Agama mencari kesaksian terhadap Yesus supaya Ia dapat dihukum mati, tetapi mereka tidak memperolehnya. Banyak juga orang yang mengucapkan kesaksian palsu terhadap Dia, tetapi kesaksian-kesaksian itu tidak sesuai yang satu dengan yang lain …

Maka Imam Besar bangkit berdiri di tengah-tengah sidang dan bertanya kepada Yesus, katanya: ‘Tidakkah Engkau memberi jawab atas tuduhan-tuduhan saksi-saksi ini terhadap Engkau?’

Tetapi Ia tetap diam dan tidak menjawab apa-apa.

Imam Besar itu bertanya kepada-Nya sekali lagi, katanya: ‘Apakah Engkau Mesias, Anak dari Yang Terpuji?

Jawab Yesus: ‘Akulah Dia, dan kamu akan melihat Anak Manusia duduk di sebelah kanan Yang Mahakuasa dan datang di tengah-tengah awan-awan di langit.’

Maka Imam Besar itu mengoyakkan pakaiannya dan berkata: ‘Untuk apa kita perlu saksi lagi? Kamu sudah mendengar hujat-Nya terhadap Allah.’” (Markus 14:55-56, 60-64)

Mengapa imam besar menjadi marah, merobek bajunya, dan menuduh Yesus berhujat? Dia melakukannya karena Yesus menyatakan diri-Nya sebagai Anak Allah dan Anak Manusia - Mesias yang telah ditulis oleh para nabi. Yesus juga menyebut diri-Nya sendiri dengan nama pribadi Allah, “AKULAH!” Dan dengan berkata “Anak Manusia duduk di sebelah kanan Yang Mahakuasa dan datang di tengah-tengah awan-awan di langit,” Yesus mengutip kitab nabi-nabi dalam Kitab Suci dan menyatakan diri-Nya sebagai Hakim atas seluruh dunia. 7 Karena itulah “Imam Besar itu mengoyakkan pakaiannya dan berkata,

“‘Untuk apa kita perlu saksi lagi? Kamu sudah mendengar hujat-Nya terhadap Allah. Bagaimana pendapat kamu?’

Lalu dengan suara bulat mereka memutuskan, bahwa Dia harus dihukum mati.

Lalu mulailah beberapa orang meludahi Dia dan menutupi muka-Nya dan meninju-Nya sambil berkata kepada-Nya: ‘Hai nabi, cobalah terka!’ Malah para pengawalpun memukul Dia.” (Markus 14:63-65)

Tujuh ratus tahun sebelumnya nabi Yesaya menubuatkan kesediaan Mesias untuk menderita: “Aku memberi punggungku kepada orang-orang yang memukul aku, dan pipiku kepada orang-orang yang mencabut janggutku. Aku tidak menyembunyikan mukaku ketika aku dinodai dan diludahi” (Yesaya 50:6).

DIKUTUK OLEH PEMIMPIN POLITIK

Pada waktu subuh para imam dan pemimpin agama membawa Yesus ke Pontius Pilatus, Gubernur Yudea. Para pemimpin agama memerintahkan Pilatus untuk menghukum mati Yesus dengan cara disalib. Pada waktu itu orang Yahudi berada di bawah peraturan Kekaisaran Roma dan tidak mempunyai wewenang untuk menghukum mati seorang pelaku kejahatan.

Selama “sidangnya”, tiga kali Pilatus menyatakan, “Aku tidak mendapai kesalahan apapun pada-Nya,” tapi kerumunan orang yang sudah dihasut oleh para imam, yang dihasut oleh iblis, berteriak dengan lebih keras, Salibkan Dia, Salibkan Dia! 8

Pilatus menyerah pada tekanan para pemimpin agama dan menjatuhkan hukuman terberat dalam hukum Roma kepada Yesus: dipecut secara brutal sampai dagingnya tercabik dan kemudian disalib.

“Tetapi Yesus disesahnya lalu diserahkannya untuk disalibkan.

Kemudian serdadu-serdadu wali negeri membawa Yesus ke gedung pengadilan, lalu memanggil seluruh pasukan berkumpul sekeliling Yesus. Mereka menanggalkan pakaian-Nya dan mengenakan jubah ungu kepada-Nya. Mereka mengayam sebuah mahkota duri dan menaruhnya di atas kepala-Nya, lalu memberikan Dia sebatang buluh di tangan kanan-Nya. Kemudian mereka berlutut di hadapan-Nya dan mengolok-olokkan Dia, katanya: ‘Salam, hai Raja orang Yahudi!’

Mereka meludahi-Nya dan mengambil buluh itu dan memukulkannya ke kepala-Nya. Sesudah mengolok-olokkan Dia mereka menanggalkan jubah itu dari pada-Nya dan mengenakan pula pakaian-Nya kepada-Nya. Kemudian mereka membawa Dia ke luar untuk disalibkan.” (Matius 27:26-31)

GUNUNG TUHAN

Kemudian, Tuhan yang mulia, dengan tubuh-Nya yang suci sudah bersimbah darah dan daging-Nya tercabik-cabik, kepala-Nya diberi mahkota jalinan duri dan punggung-Nya membawa kayu salib yang berat, dibawa ke luar kota dan naik ke atas punggung bukit gunung dimana hampir dua ribu tahun sebelumnya disitulah Abraham bernubuat:

“Allah yang menyediakan anak domba untuk korban bakaran bagi-Nya … Di atas gunung Tuhan, akan disediakan.” (Kejadian 22:8,14)

Semua bagian yang berperan sudah bergabung - orang-orang, kejadian, Dia, tempat. Semuanya terjadi seperti yang sudah dinubuatkan para nabi.

Sudah tiba saatnya untuk transaksi jaman ini.


1. Yesaya 53; Mazmur 22. Lihat juga Daniel 9:24-27, yang memperlihatkan garis besar rencana Allah selama berabad-abad. Bagian dari keseluruhan rencana adalah “Mesias akan disingkirkan, tetapi tidak ada kesalahan apa pun pada-Nya.” (Daniel 9:26 MILT)

2. Matius, pasal 21-25

3. Dikhianati: Lihat Mazmur 41:9; Zakaria 11:12-13; dan Matius 26:14-16; 27:3-10.

4. Ketika orang Yahudi mengadakan perayaan Paskah tahunan, Yesus akan menjadi Anak Domba Paskah yang terakhir dan sempurna yang akan membebaskan orang percaya dari amarah Allah terhadap dosa. “Sebab anak domba Paskah kita juga telah disembelih, yaitu Kristus. (1 Korintus 5:7)

5. Injil Yohanes pasal 13-17.

6. Yang Yesus katakan kepada orang-orang yang datang untuk menangkap-Nya adalah, “AKULAH.” Kalimat
“Akulah Dia”
adalah kata terjemahan dalam bahasa Indonesia tapi kata “Dia” tidak terdapat dalam tulisan bahasa Yunani. Yesus sedang menyatakan siapa Dia: Yang Ada Sejak Awal Kekekalan “AKULAH” yang turun dari surga. Jadi tidaklah aneh ketika Yesus menjawab, “AKULAH”, para pemimpin agama dan tentara melangkah mundur dan jatuh ke tanah.

7. “Aku terus melihat dalam penglihatan malam itu, tampak datang dengan awan-awan dari langit seorang seperti anak manusia.” (Daniel 7:13) Catatan: Mengoyakkan pakaian merupakan cara yang biasa dipakai untuk menunjukkan kesedihan atau kemarahan yang amat sangat. Menariknya, hukum yang Allah berikan kepada Musa menyatakan, “Imam yang terbesar di antara saudara-saudaranya… janganlah …mencabik pakaiannya.” (Imamat 21:10) Dengan melakukan tindakan ini (Matius 27:65; Markus 14:63), Kayafas membuat dirinya tidak pantas menjadi imam besar. Imam Besar yang baru dan kekal sekarang adalah Yesus sendiri yang telah datang ke dunia untuk menawarkan tubuh-Nya sendiri sebagai korban. Hanya Dia sendiri yang bisa mendamaikan manusia berdosa dengan Allah yang suci. (Ibrani 2:17; 3:1; 4:14-16; 7:26; 8:1; 9:11,25; 10:19-22)

8. Yohanes 18:38; 19:4,6; Yohanes 19:15; Lukas 23:21