4
ILMU PENGETAHUAN DAN KITAB SUCI
“Dia menggantungkan bumi pada kehampaan.”
- Nabi Ayub (Ayub 26:7)

Beberapa tahun yang lalu saya dan istri saya melakukan tur ke dalam gua bawah tanah. Ketika pemandu wisata menunjukkan formasi bebatuan yang mengagumkan, stalaktit dan stalagmit, dia berkata: “Semuanya dimulai dengan setetes air. Lautan yang dalam menutup daerah ini 330 juta tahun yang lalu, menghasilkan lapisan endapan yang akhirnya mengeras menjadi batu kapur ...”

Kedengarannya sangat ilmiah seolah-olah manusia sudah ada sejak awal untuk menyelidikinya. Ketika dia berbicara, Firman Allah kepada Nabi Ayub bergema dalam pikiran saya: “Di manakah engkau, ketika Aku meletakkan dasar bumi? Ceritakanlah, kalau engkau mempunyai pengertian!” (Ayub 38:4) Diakhir tur saya berterima kasih kepada sang pemandu untuk perjalanannya dan kemudian bertanya bagaimana ahli geologi mengetahui bahwa gua bawah tanah itu sudah berumur jutaan tahun. Dia mengakui bahwa para ahli geologi tidak tahu secara pasti dan kemudian menambahkan, “Saya hanya mengatakan apa yang sudah diajarkan kepada saya.”

ILMU PENGETAHUAN MURNI

Kata science (ilmu pengetahuan) berasal kata benda scientia dalam bahasa Latin, yang berarti pengetahuan. 1 Kata kerja scire berarti mengetahui. Mengetahui berarti menganggap benar tanpa ragu. Walaupun para ilmuwan memilih untuk menyebut sebuah hipotesa sebagai “ilmu pengetahuan”, hal itu tidak membuat hipotesa tersebut menjadi ilmu pengetahuan.

Pada pertengahan tahun 1970-an seorang Doktor Perancis bernama Maurice Bucaille, ahli fisika pribadi Raja Faisal, menulis sebuah buku yang berjudul Kitab Suci, Al-Qur’an, dan Ilmu Pengetahuan. Buku ini, yang dengan mencolok dipajang di toko-toko buku dan mesjid di seluruh negara Muslim, menyatakan bahwa Kitab Suci berlawanan dengan ilmu pengetahuan modern. Bucaille menyatakan bahwa cerita penciptaan yang ditulis dalam pasal pertama Kitab Suci mungkin diterjemahkan dari sebuah mitos karena tidak sesuai dengan teori manusia yang terus menerus berubah tentang asal mula alam semesta. 2 Seperti orang lain, Bucaille telah keliru menyamakan teori evolusi 3 dengan ilmu pengetahuan murni.

Perlu dipahami bahwa Kitab Suci bukan diberikan untuk mengajarkan ilmu pengetahuan fisika tapi untuk mengungkapkan ilmu pengetahuan spiritual. Allah memberi kita Kitab-Nya untuk menunjukkan siapa Dia, seperti apa Dia, dan apa yang sudah Dia lakukan bagi kita. Dia juga memberikannya untuk mengajar kita dari mana kita berasal, mengapa kita ada di dunia, dan dimana kita akan berakhir. Informasi seperti itu tidak dapat ditemukan atau dipastikan di laboratorium penelitian. Tapi karena Kitab Suci berhubungan dengan setiap aspek kehidupan, maka tidaklah aneh jika dalam Kitab Suci terdapat informasi dunia alam yang tidak diketahui oleh manusia ketika Kitab Suci ditulis.

ALLAH SUDAH MENGATAKANNYA TERLEBIH DAHULU

Mari kita bahas tujuh contoh data ilmiah yang ditulis dalam Kitab Allah jauh sebelum para ilmuwan modern menemukannya. Saat kita menjelajahi Kitab Suci nanti, kita akan menemukan contoh ilmu pengetahuan lain.

1. BUMI BUNDAR. Kebanyakan buku sejarah modern mengajarkan bahwa pada tahun 500 SM orang Yunanilah “yang pertama kali berteori bahwa Bumi itu bundar... Filsuf Yunani juga menyimpulkan bahwa Bumi hanya bisa berbentuk bundar karena, menurut mereka, itulah bentuk "yang paling sempurna." 4 Tapi seribu tahun sebelumnya nabi Ayub sudah menyatakan bahwa Allah yang menggantungkan bumi pada kehampaan ... Digambarnya lingkaran pada muka lautan untuk memisahkan terang dari kegelapan.” (Ayub 26:7, Ayub 26:10 BIS)   Dan 400 tahun sebelum orang Yunani, nabi Salomo menyatakan “tatkala disipatkan-Nya bulatan diatas muka tubir.”(Amsal 8:27 (Alkitab Terjemahan Lama))  Dan pada tahun 700 SM, 200 tahun sebelum filsuf Yunani, Yesaya menyatakan: “Dia yang bertakhta di atas bulatan bumi.” (Yesaya 40:22) Kata bulatan dalam bahasa Ibrani dapat juga diterjemahkan bundar atau lingkaran. Jadi, siapa yang pertama kali menyatakan bahwa bentuk bumi adalah bundar - orang Yunani atau Allah? Ya, jawabannya adalah Allah, Sang Arsitek Dunia.

2. SIKLUS AIR. Dalam kitab Ayub diterangkan tentang siklus air: Ia menarik ke atas titik-titik air, dan memekatkan kabut menjadi hujan, yang dicurahkan oleh mendung, dan disiramkan ke atas banyak manusia. Siapa mengerti berkembangnya awan, dan bunyi gemuruh di tempat kediaman-Nya?” (Ayub 36:27-29) Kitab Suci menjelaskan siklus hujan yang dimulai dari penguapan, lalu mengembun menjadi titik-titik kecil air dalam awan, kemudian bergabung sampai cukup besar untuk mengalahkan udara yang bergerak ke atas yang menahannya di udara. Ayub juga menyatakan sejumlah besar air yang dapat ditahan dalam bentuk embun dalam awan: “Ia membungkus air di dalam awan-Nya, namun awan itu tidak robek.” (Ayub 26:8) 5

3. NENEK MOYANG YANG SAMA. Tiga ribu lima ratus tahun yang lalu nabi Musa menulis: “Manusia itu memberi nama Hawa kepada istrinya, sebab dialah yang menjadi ibu semua yang hidup.” (Kejadian 3:20) Berdasarkan Kitab Suci, semua manusia berasal dari satu ibu yang sama. Sebelum tahun 1987 ahli evolusi tidak percaya akan hal ini. Setelah dilakukan analisa panjang tentang DNA mitokondrial (bagian kode genetik manusia yang diturunkan langsung dari ibu ke anak) yang diambil dari plasenta-plasenta di seluruh dunia, penelitian menyimpulkan bahwa semua manusia yang ada sekarang ini berasal dari “nenek moyang perempuan yang sama.” 6 Beberapa tahun kemudian penelitian lain menyimpulkan bahwa semua manusia berasal dari nenek moyang laki-laki yang sama. 7 Hanya sedikit peneliti yang menyadari bahwa semua usaha dan dana yang mereka keluarkan telah memastikan keakuratan Kitab Suci!

4. DARAH KEHIDUPAN. Musa menyatakan juga bahwa:“nyawa mahluk ada di dalam darahnya.” (Imamat 17:11) Belum lama komunitas medis baru mengerti fakta ini dan sampai abad ke-19 komunitas medis melakukan tindakan “mengeluarkan darah” yang berakibat fatal. 8

5. DUNIA YANG MENUA. Tiga ribu tahun yang lalu nabi Daud menulis bahwa suatu hari nanti dunia akan binasa dan usang seperti pakaian.” (Mazmur 102:27) Ilmu modern berpendapat bahwa planet kita semakin melamban, bidang magnetisnya semakin memudar, dan lapisan ozon yang melindunginya semakin menipis.

6. ILMU KELAUTAN. Daud menulis juga tentang arus lautan”. (Mazmur 8:9) Ungkapan inilah yang menginspirasi Admiral Matthew Fontaine Maury (1806-1873) untuk mendedikasikan hidupnya menemukan dan mencatat aliran laut. Dia berpikir jika Allah berbicara tentang “arus” di lautan maka dia harus bisa menggambarkannya. Maury melakukannya dan kemudian dia menjadi “bapak kelautan”. 9

7. ILMU PERBINTANGAN. Hampir 2.000 tahun yang lalu rasul Paulus menulis: “Kemuliaan matahari lain dari pada kemuliaan bulan, dan kemuliaan bulan lain dari pada kemuliaan bintang-bintang, dan kemuliaan bintang yang satu berbeda dengan kemuliaan bintang yang lain.” (1 Korintus 15:41) Dengan mata telanjang semua bintang terlihat sama. Tapi dengan adanya teleskop dan analisa spektrum cahaya, ahli perbintangan memastikan bahwa: “Warna dan sinar bintang-bintang sangat berbeda. Beberapa bintang terlihat kuning, seperti matahari. Yang lain bersinar biru atau merah.” 10 “Setiap bintang itu unik.” 11 Bagaimana Paulus mengetahuinya sejak abad pertama Masehi?

IMAN YANG BUTA?

Walaupun masih banyak “ilmu pengetahuan dalam Kitab Suci” yang bisa dikutip, inti dari ketujuh contoh diatas adalah: walaupun Kitab Suci bukanlah buku panduan ilmu pengetahuan, tapi jika membicarakan ilmu pengetahuan, yang dinyatakannya adalah benar dan akurat.

Beberapa orang menyebut kepercayaan pada Kitab Suci sebagai “iman yang buta”. Benarkah? Ataukah itu iman yang pintar yang berakar pada bukti yang tidak bisa disanggah? Karena datanya secara konsisten sejalan dengan apa yang tertulis dalam Kitab Suci, apakah kita bodoh atau bijaksana dengan menganggap Kitab Suci itu benar - walaupun Kitab Suci mengajarkan hal yang tidak dapat kita jelaskan atau buktikan sepenuhnya?

Allah tidak minta kita menanggalkan kecerdasan kita. Dia menyediakan “banyak tanda” (Kisah Para Rasul 1:3) untuk memastikan bahwa Kitab-Nya dapat dipercaya.

SEJARAH, GEOGRAFI, ARKEOLOGI

Dalam bab sebelumnya kita menguji beberapa bukti yang memperlihatkan bahwa Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru merupakan kitab kuno yang disimpan dengan baik. Tapi bagaimana dengan informasi pasti yang terdapat dalam Ayat-ayat? Apakah bisa dipercaya?

Kitab Suci menyediakan ribuan kesempatan kepada para cendekiawan dan orang-orang yang skeptis untuk memeriksa keakuratannya karena hampir di setiap halaman disebutkan nama, tempat, atau kejadian sejarah.

Apa yang diungkapkan oleh sejarah, geografi, dan arkeologi?

Selama berabad-abad banyak orang berusaha mencari kesalahan dalam keakuratan fakta sejarah dalam Kitab Suci. Salah satu orang yang skeptis itu adalah Sir Walter Ramsay (1851–1939), salah satu ahli arkeologi besar sepanjang masa dan penerima anugerah Nobel dalam bidang kimia pada tahun 1904. Ramsay muda diyakinkan bahwa Kitab Suci tidak dapat dipercaya. Tapi penemuannya mengubah pemikirannya dan memaksanya untuk menulis, “Lukas adalah ahli sejarah nomor satu; bukan hanya karena pernyataan-pernyataannya terbukti dapat dipercaya ... pengarang ini harus ditempatkan di jajaran ahli sejarah terbesar.” 12

Lukas adalah seorang dokter, ahli sejarah, pengikut Yesus, dan penulis Injil Lukas dan Kisah Para Rasul. Kedua kitab dalam Kitab Suci itu menyebutkan 95 lokasi geografis (32 negara, 54 kota, dan 9 pulau) serta banyak kejadian dan tokoh sejarah. Para kritikus sudah bekerja keras untuk menemukan keganjilan antara yang ditulis Lukas dengan yang diungkapkan sejarah arkeologi, geografi, dan sumber sejarah lain. Mereka harus kecewa. Tulisan-tulisan Lukas telah terbukti akurat dalam segala hal.

Sebagai gambaran, mari kita lihat sepenggal kalimat dalam Injil Lukas. Kalimat ini dimaksudkan untuk memperlihatkan latar belakang sejarah dalam pelayanan Yesus dari Nazareth di bumi.

“Dalam tahun kelimabelas dari pemerintahan Kaisar Tiberius, ketika Pontius Pilatus menjadi wali negeri Yudea, dan Herodes raja wilayah Galilea, Filipus, saudaranya, raja wilayah Iturea dan Trakhonitis, dan Lisanias raja wilayah Abilene, pada waktu Hanas dan Kayafas menjadi Imam besar, datanglah firman Allah kepada Yohanes, anak Zakharia, di padang gurun.” (Lukas 3:1-2)

APAKAH LUKAS BENAR?

Banyaknya nama dan rincian membuat kita secara alami bertanya, “Apakah pernyataan Lukas akurat?” Sebagai uji coba, mari kita melihat empat orang yang disebut - nama-nama yang dicetak tebal dalam pernyataan diatas.

Pertama, Lukas menyebut Kaisar Roma Kaisar Tiberius dan Gubernur Propinsi Pontius Pilatus. Apakah mereka tokoh sejarah? Apakah mereka memerintah di waktu yang sama? Pada tahun 1961 di daerah Herodes memugar teater di Kaisarea (disebutkan juga oleh Lukas[Kisah Para Rasul 12:19-24]), ditemukan sebuah batu setinggi satu meter yang bertuliskan prasasti yang membenarkan bahwa Pontius Pilatus adalah seorang gubernur dan pada saat yang sama, Kaisar Tiberius menjabat sebagai Kaisar. Seorang ahli sejarah yang bukan ahli Kitab Suci, Josephus (37–101 SM) menuliskan tokoh, tempat, dan kejadian yang sama. 13

Lukas memang benar.

Lukas juga menyebutkan Lisanias sebagai raja wilayah (gubernur gabungan) Abilene, sebuah propinsi di Siria. Selama bertahun-tahun para cendekiawan menggunakan “kesalahan nyata ini untuk membuktikan bahwa Lukas salah” karena satu-satunya Lisanias yang dikenal oleh para ahli sejarah adalah penguasa Chalcis, Yunani, yang dibunuh sekitar 60 tahun sebelum periode waktu yang ditulis Lukas (kira-kira tahun 27 M). Para ahli sejarah sama sekali tidak tahu tentang raja wilayah Lisanias Abilene, Siria sebelum ditemukan sebuah prasasti bertanggalkan tahun 14 M dan 29 M yang ditemukan dekat Damaskus. Didalamnya terdapat tulisan “Lisanias Sang Raja Wilayah”. 14 Jadi, ada dua orang yang bernama Lisanias.

Lukas memang benar.

Lukas juga menulis tentang Kayafas, seorang pendeta berkedudukan tinggi dalam Bait Allah orang Yahudi ketika Yesus ada di bumi. Pada bulan Desember 1990 pekerja yang sedang membuat jalan di sebelah selatan Yerusalem lama tanpa sengaja menemukan makam keluarga Kayafas. Para ahli arkeologi dipanggil ke lokasi penemuan. Di makam itu ada dua belas kuburan (kotak batu kapur yang berisi tulang). Pada sebuah kuburan dengan hiasan yang paling indah tertulis nama “Yusuf Putra Kayafas”. Itu adalah nama lengkap pendeta berkedudukan tinggi yang menangkap Yesus. 15 Didalam kotaknya terdapat sisa-sisa seorang pria berumur 60 tahun, yang hampir dapat dipastikan sebagai milik Kayafas yang ada dalam Perjanjian Baru. 16

Lukas benar.

Seorang ahli arkeolog terkenal, Nelson Glueck meneliti: “Bisa dinyatakan dengan jelas berdasarkan kategori bahwa tidak ada penemuan arkeologi yang bertolak belakang dengan referensi Kitab Suci, tidak satupun. Banyak penemuan arkeologi yang memastikan kebenaran pernyataan-pernyataan sejarah dalam Kitab Suci baik secara terperinci maupun secara garis besar.” 17 Kitab-kitab yang digunakan oleh agama lain di bumi tidak dapat menyatakan hal yang sama. Misalnya, penemuan ahli arkeologi menyatakan bahwa Kitab Mormon tidak konsisten dengan sejarah dan geografi. 18

Ahli arkeologi Joseph Free, ketua departemen arkeologi di Wheaton College, dalam bukunya Arkeologi dan Sejarah Kitab Suci menyimpulkan: “Saya menelusuri Kitab Kejadian dan mencatat bahwa dalam setiap pasal dari ke-50 pasal yang ada telah dijelaskan atau dipastikan kebenarannya dengan penemuan arkeologis - sama halnya dengan pasal-pasal lain dalam Kitab Suci baik dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru.” 19

YANG TIDAK BISA DIBUKTIKAN ILMU PENGETAHUAN

Data arkeologi murni secara konsisten menyatakan bahwa Kitab Suci dapat dipercaya sebagai dokumen sejarah yang akurat, tapi arkeologi tidak dapat membuktikan wahyu ilahi. Dan walaupun ada pernyataan-pernyataan berbau ilmiah mengagumkan dalam Kitab Suci, ilmu pengetahuan tidak dapat membuktikan kebenaran sebuah kitab sebagai Firman Allah. Hal ini perlu diungkapkan karena kadang ada orang yang mencoba meyakinkan orang lain bahwa kitab sucinya diwahyukan oleh Allah karena didalamnya terdapat pernyataan-pernyataan berbau ilmiah.

Kebenaran spiritual tidak dapat dibuktikan oleh penemuan ilmiah, begitu juga bukti-bukti ilmiah dalam sebuah kitab tidak dapat membuktikan bahwa kitab tersebut berasal dari Allah. Satan, yang sudah ada sejak lama, mengerti ilmu pengetahuan juga. Di awal penjelajahan Kitab Suci kita akan bertemu dengan mahluk yang tadinya adalah malaikat surgawi - sekarang dikenal dengan nama Satan dan iblis - yang telah menjadi musuh Allah. Sementara ini, ingatlah bahwa Satan sangatlah pintar dan mampu menginspirasi manusia untuk menulis hal-hal mengagumkan.

Nabi Daniel adalah orang bijaksana yang digunakan Allah untuk menulis salah satu kitab dalam Kitab Suci dengan sangat mendalam, tapi jika menyangkut soal kapasitas alami, Satan, mahluk yang melawan kebenaran Allah, “melebihi hikmat Daniel.” (Yehezkiel 28:3) Iblis adalah perancang dibalik agama sesat. Dia adalah pakar seni tipu daya. Kata iblis pada dasarnya berarti “penuduh” atau “pemfitnah”.

Sebuah pepatah Arab menyimpulkan bahaya itu: “Waspadalah! Para pembohong menyatakan kebenaran.”

APA YANG TIDAK BISA DIBUKTIKAN OLEH PUISI

Beberapa agama menyatakan bahwa kitab mereka terbukti berasal dari Allah karena ditulis dengan gaya penulisan yang tidak bisa dilakukan oleh manusia biasa. 20 Seperti yang ditulis Ahmed dalam e-mail-nya:

Subject: Tanggapan Dari E-Mail

Al-Qur’an adalah keajaiban terbesar yang pernah dikirimkan kepada seorang nabi! OK, buatlah sebuah ayat yang sama atau bahkan mirip dengan ayat yang ada di Al-Qur’an!! Kamu tidak akan pernah bisa walaupun kamu adalah orang yang paling fasih berbahasa Arab sekalipun ... tidak ada satupun dalam dunia yang bisa menyamai kebesaran Al-Qur’an ... dan jika kamu bisa membuktikan kebalikkannya, lakukanlah.

Tantangan Ahmed berasal dari ayat dari sura (bab) kedua dalam Al-Qur’an yang menyatakan: “Dan jika kamu dalam keraguan tentang Al-Qur’an yang Kami wahyukan kepada hamba Kami, buatlah satu surat yang semisal Al-Qur’an itu ...” (Sura 2:23)

Pernyataan ini tidak bisa dibuktikan benar atau salah.

Sebagai gambaran, misalnya saya membuat sebuah kontes seni, saya mengikutsertakan lukisan saya sendiri, saya bertindak sebagai juri, dan menyatakan diri sendiri sebagai pemenang dan kemudian menantang peserta lain, “Tidak ada yang bisa melukis seperti saya. Jika kamu tidak percaya bahwa saya adalah pelukis terhebat di dunia, buatlah lukisan seperti lukisan saya!”

Apakah itu dapat membuktikan bahwa lukisan sayalah yang paling bagus? Apakah itu membuktikan bahwa saya adalah pelukis terhebat? Tidak. Tapi tidak ada yang bisa membuktikan bahwa saya salah! Mengapa tidak? Karena keindahan dilihat dari kaca mata penikmatnya.

Sama halnya dengan keindahan literatur ritmis yang adalah subyektif.

Dalam Kitab Suci terdapat puisi dalam bahasa Ibrani yang luar biasa dan pola-pola numeris yang mencengangkan. 21 Tapi Allah ingin kita mempercayai Firman-Nya bukan dari keindahan literatur.

Seperti ilmu pengetahuan yang tidak dapat membuktikan wahyu ilahi, prosa yang terdengar indah pun tidak bisa membuktikan bahwa sebuah kitab berasal dari Allah atau bukan.

Perlu diingat dengan bijaksana bahwa Satan, sang peniru yang hebat, dapat juga menginspirasikan puisi yang memikat dan “perkataan yang bukan-bukan.” (Yudas 1:16) Kitab Suci mengingatkan kita untuk tidak tertipu oleh “kata-kata mereka yang muluk-muluk dan bahasa mereka yang manis mereka menipu orang-orang yang tulus hatinya,”(Roma 16:18) terutama jika kata-katanya bertolak belakang dengan rencana dan pesan Sang Pencipta yang telah dibuat sejak permulaan waktu.

Ilmu pengetahuan, arkeologi, atau puisi tidak dapat membuktikan kebenaran sebuah kitab sebagai Firman Allah. Kebenaran wahyu ilahi harus dibuktikan berdasarkan penilaian yang lebih tinggi - berdasarkan bukti yang lebih kuat dan tidak dapat disangkal.

Bukti itulah yang akan kita bahas sekarang.


1. Webster’s New World College Dictionary. New York: Simon & Schuster, 1997. Lihat: science.

2. Bucaille, Maurice. La Bible, le Coran et la science. Paris: Seghers, 1976, hal. 35. Sebagai tanggapan dari buku Dr. Bucaille, Dr. William Campbell menulis The Qur’an and the Bible in Light of History and Science. Second edition; Middle East Resources, 2002. Bantahan Dr. Campell yang sudah diteliti dengan hati-hati dapat juga dibaca dalam enam bahasa di http://answering-islam.org/Campbell

3. Evolusi biologi menyatakan bahwa populasi bentuk kehidupan seperti ganggang dan kera bisa berubah menjadi populasi tanaman dan manusia dalam rentang waktu jutaan generasi. Menurut evolusi, manusia, kera, dan ikan air tawar mempunyai nenek moyang yang sama. Kebenarannya adalah ilmu pengetahuan modern tidak dapat membuktikan evolusi acak dan ciptaan yang mempunyai tujuan. Keduanya membutuhkan iman.

4. http://www.gma.org/space1/nav_map.html

5. Ayat-ayat lain yang memastikan siklus air: Mazmur 135:7; Yeremia 10:13; Pengkhotbath 1:7; Yesaya 55:10

6. www.artsci.wustl.edu/~landc/html/cann; Newsweek Magazine: “Jejak DNA …mengarah [para ilmuwan] kepada seorang wanita yang menjadi nenek moyang kita semua.” Newsweek, Januari 11, 1988, hal. 46-52.

7. Time Magazine: “… Memang ada seorang laki-laki yang menurunkan bahan genetika umum kepada setiap manusia yang sekarang hidup di bumi.” Time, Desember 4, 1995, hal. 29. Catatan: Para ilmuwan menyatakan bahwa nenek moyang laki-laki yang sama tidak setua nenek moyang perempuan yang sama. Pernyataan mereka sesuai dengan Kitab Suci yang memperlihatkan bahwa kita semua adalah keturunan Nuh. Tapi Hawa, nenek moyang perempuan kita yang sama, karena Nuh mempunyai tiga anak laki-laki dan tiga mantu perempuan yang menjadi sumber semua manusia.

8. www.pbs.org/wnet/redgold/basics/bloodletting.html

9. www.bible.ca/tracks/matthew-fontaine-maury-pathfinder-of-sea-ps8.htm Catatan: Maury menemukan bahwa jalur lautan begitu pasti sehingga para navigator dapat secara harafiah “mengobarkan jalannya” menyebrangi samudera. (Rozwadowski, Helen M. Fathoming the Ocean. Cambridge, MA: The Belknap Press of Harvard University Press, 2005, hal. 40); Ketika Daud menulis tentang “jalur lautan,” satu-satunya lautan yang diketahuinya dan orang-orangnya adalah Laut Tengah, Laut Galilea, Laut Mati, dan Laut Teberau. Semuanya itu tidak mempunyai “jalur” atau aliran air yang bisa diteliti.

10. World Book Encyclopedia 1986; Stars.

11. “Pada malam gelap yang cerah beberapa ribu bintang dapat dilihat mata manusia. Dengan bantuan teropong dan teleskop manusia dapat melihat begitu banyak bintang sehingga tak dapat terhitung. Walaupun setiap bintang unik, semua bintang memiliki ciri khas yang sama ...” (Universitas Cornell situs jejaring Ilmu Perbintangan: http://curious.astro.cornell.edu/stars.php) Kitab Suci juga menyatakan bahwa bintang tidak bisa dihitung. (Kejadian 15:5; 22:17).

12. Ramsay, Walter M. The Bearing of Recent Discovery on the Trustworthiness of New Testament. Grand Rapids, MI: Baker Book House, 1953, hal. 222.

13. Josephus, Flavius. Josephus: The Essential Works. (Paul L. Maier, editor) Grand Rapids, MI: Kregel Publications, 1988. hal. 268,277. Dalam buku itu terdapat foto-foto batu prasasti Pilatus dan teater Herodes.

14. Bruce, F.F. Archaeological Confirmation of the New Testament. (Revelation and the Bible. Diedit oleh Carol Henry) Grand Rapids, MI: Baker Book House, 1969.

15. Josephus, Flavius. Antiquities 18: 2, 2; 4, 3

16. Foto dan rincian kotak kuburan Kayafas: http://www.kchanson.com/ANCDOCS/westsem/caiaphas.html

17. Glueck, Nelson. Rivers in the Desert. NY: Farrar, Strauss & Cudahy, 1959, hal. 136. Glueck mengkhususkan galian di Timur Tengah.

18. Mormonism adalah agama yang diikuti oleh jutaan orang di seluruh dunia. Tidak seperti Kitab Suci, Kitab Mormon tidak dipastikan oleh arkeologi. Smithsonian Institution di Washington, DC menyimpulkan: “Para arkeologis dari Smithsonian Institute tidak mengakui hubungan langsung antara arkeologi Dunia Baru dan bahan yang dibahas dalam Kitab Mormon.” (Martin, Walter. The Kingdom of the Cults. Minneapolis, MN: Bethany House Publishers, 1997, hal. 200-202.) Lihat juga catatan akhir no. 91 tentang subyek yang sama dengan bab 6. Sebagai perbandingan antara Kitab Suci dan Al-Qur’an dilihat dari sudut pandang arkeologi, lihat: http://debate.org.uk/topics/history/bib-qur/contents.htm

19. Free, Joseph P. and Howard F. Vos. Archaeology and Bible History. Grand Rapids, MI: Zondervan, 1992, hal. 294.

20. Umat Muslim dan Mormon sama-sama menyatakan bahwa salah satu bukti terbesar yang membuktikan bahwa kitab-kitab suci mereka berasal dari Allah dapat dilihat dari gaya literatur penulisannya. Sebuah situs jejaring Muslim menyatakan: “Tantangan Besar… dari Al Qur’an: Sejak Al Qur’an diwahyukan, empat belas abad yang lalu, tidak ada seorangpun yang dapat mengarang pasal seperti pasal yang terdapat di Al Qur’an dalam keindahan, kemegahan, dan keagungan ...” (www.islam-guide.com/frm-ch1-2.htm). Sebuah situs jejaring Mormon membuat pernyataan yang sama: “Tantangan Kitab Mormon: Kamu harus membuat arsip dengan mengunakan puisi Ibrani kuno dan gaya menulis yang tidak akan ditemukan kembali dan diberitakan kepada dunia sampai bertahun-tahun setelah arsipmu diterbitkan. ...” (www.greatlakesrestorationbranches.org/newpage34.htm).

21. Mazmur 119, pasal terpanjang dalam Kitab Suci, menyediakan contoh literatur yang rumit. Mazmur 119 merupakan sanjak yang berdasarkan abjad, terdiri dari 22 bagian dengan 8 ayat di setiap bagiannya. Kedelapan ayat dalam setiap bagian dimulai dengan abjad yang sama menurut abjad Ibrani. Dalam bagian 1, setiap ayat dimulai dengan Aleph (huruf pertama dalam abjad Ibrani). Bagian 2, kedelapan ayatnya dimulai dengan Beth (abjad kedua), dan begitu seterusnya sampai akhir abjad Ibrani. Coba membuat sanjak yang sama! Jangan! Sebaliknya, bacalah Mazmur 119 dan benamkanlah dirimu dalam kuasa kata-katanya.