30
SEKILAS PANDANG TAMAN FIRDAUS

Banyak orang di dunia yang melihat kejahatan melalui sudut pandang yin-yang. Yin berarti “bayangan” dan yang berarti “bersinar”. Mungkin kamu pernah melihat simbol yin-yang - sebuah lingkaran dengan pencampuran antara warna hitam dan putih yang unik. Dalam filosofi Cina kuno ini terdapat kebenaran, ada perbedaan yang tidak jelas antara baik dan jahat, benar dan salah, hidup dan mati. Kebaikan dan kejahatan dipandang sebagai keberadaan manusia yang alami dan tidak pernah berakhir.

Seperti yang sudah kita lihat, Kitab Suci menyediakan analisa yang berbeda tentang kebaikan dan kejahatan. Kitab Suci tidak pernah mendukung ide bahwa penderitaan dan kesedihan selalu dan akan menjadi bagian yang integral dari alam semesta kita. Kitab Suci menyatakan dengan jelas. Akan tiba hari dimana Kejahatan, Kesakitan, dan Kematian akan memberi penghormatan terakhir dan hilang dari sejarah.

Grafik dibawah ini memperlihatkan rencana Allah yang tidak bisa diubah:

KEKEKALAN [ WAKTU ] KEKEKALAN
BAIK DENGAN SEMPURNA [ Baik/Jahat ] BAIK DENGAN SEMPURNA

Gabungan antara kebaikan dan kejahatan di masa ini ada di dalam kurung. Tidak akan ada selamanya. 1

Dua pasal pertama dan dua pasal terakhir dari Kitab Allah menggambarkan dunia yang tanpa dosa, dunia dimana Allah dicintai dan dipuja dengan benar. Di antara pasal pertama dan pasal terakhir kita akan melihat Allah melaksanakan rencana-Nya untuk menghadapi dosa dan kutukannya dan untuk menebus orang-orang yang mengenal, mengasihi, dan ingin menghabiskan kekekalan bersama-Nya.

Seperti cerita bagus lainnya, sejarah penebusan Allah mempunyai awal, tengah, dan akhir cerita.

  AWAL: Kejadian 1 dan 2:
  Dunia yang sempurna - sebelum dosa masuk.
  TENGAH: Kejadian 3 sampai Wahyu 20:
    Dunia yang tercemar - campur tangan Allah
  AKHIR: Wahyu 21 dan 22:
    Dunia yang sempurna - setelah kejahatan dihapuskan.

KITAB AKHIR

Seperti kitab pertama dari Kitab Suci yang adalah buku tentang permulaan, maka kitab terakhir dari Kitab Suci adalah buku tentang akhir.

Kejadian Wahyu
◊   Awal dari segala sesuatu √   Penyempurnaan segala hal
◊   Penciptaan langit dan bumi Penciptaan langit dan bumi baru
◊   Allah menciptakan matahari bagi dunia Allah adalah Cahaya surga
◊   Godaan Satan yang pertama kepada manusia √   Godaan Satan yang terakhir kepada manusia
◊   Penghakiman Allah yang pertama √   Penghakiman Allah yang terakhir
◊   Masuknya dosa dan kematian √   Penghapusan dosa dan kematian
◊   “Adam pertama” kehilangan kekuasaan √   “Adam terakhir” memulihkan kekuasaan
◊   Allah berjanji meremukkan Satan √   Satan dibuang ke dalam Lautan Api
◊   Anak domba pertama dikorbankan √   Anak Domba Allah dimuliakan
◊   Manusia ditutup dari taman firdaus dunia √   Manusia ada di Taman Firdaus surgawi
◊   Manusia dijauhkan dari Pohon Kehidupan √   Manusia makan buah Pohon Kehidupan
◊   Umat manusia dipisahkan dari Allah √   Umat manusia yang diselamatkan selamanya bersama Allah

Daftarnya bisa ditambah tapi setidaknya kamu sudah mengerti.

WAHYU

Di akhir penjelajahan ini kita akan merenungkan “akhir” cerita Allah, yang merupakan peresmian atas awal yang benar-benar baru.

Kitab penutup Kitab Suci dimulai dengan kata-kata:

Inilah wahyu Yesus Kristus, yang dikarunikan Allah kepada-Nya, supaya ditunjukkan-Nya kepada hamba-hamba-Nya apa yang harus segera terjadi. Dan oleh malaikat-Nya yang diutus-Nya, Ia telah menyatakannya kepada hamba-Nya Yohanes. Yohanes telah bersaksi tentang firman Allah dan tentang kesaksian yang diberikan oleh Yesus Kristus, yaitu segala sesuatu yang telah dilihatnya. Berbahagialah ia yang membacakan dan mereka yang mendengarkan kata-kata nubuat ini, dan yang menuruti apa yang ada tertulis di dalamnya, sebab waktunya sudah dekat ... Bagi Dia, yang mengasihi kita dan yang telah melepaskan kita dari dosa kita oleh darah-Nya ... bagi Dialah kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya. Amin. Lihatlah, Ia datang dengan awan-awan dan setiap mata akan melihat Dia, juga mereka yang telah menikam Dia. Dan semua bangsa di bumi akan meratapi Dia. Ya, amin. ‘Aku adalah Alfa dan Omega [huruf pertama dan terakhir dalam alfabet bahasa Yunani], firman Tuhan Allah, yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang, Yang Mahakuasa.’” (Wahyu 1:1-3, 5-8) 2

Allah memberikan kata-kata ini “kepada hamba-Nya Yohanes.” Yohanes adalah salah satu dari dua belas murid yang mendampingi Yesus selama pelayanan-Nya di dunia. 3 Enam dekade setelah Yesus kembali ke surga, Roh Kudus memberi wahyu kepada Yohanes untuk menulis kitab terakhir dari kumpulan kitab Allah.

Wahyu berarti “mengungkapkan.” Kitab yang menarik ini mengungkapkan kejadian yang tidak bisa dibayangkan manusia. Kitab ini menggambarkan bagaimana Tuhan akan membuktikan kebenaran nama-Nya dan memulihkan kekuasaan yang telah manusia hilangkan karena dosa. Kitab ini juga memberikan sekilas pandang Taman Firdaus.

TAHTA

Beberapa nabi dan rasul pilihan Allah diberikan penglihatan tentang tempat kediaman Allah tapi tidak ada yang sejelas rasul Yohanes. Yohanes menulis:

“Kemudian dari pada itu aku melihat: Sesungguhnya, sebuah pintu terbuka di sorga dan suara yang dahulu yang telah kudengar, berkata kepadaku seperti bunyi sangkakala, katanya: Naiklah ke mari dan Aku akan menunjukkan kepadamu apa yang harus terjadi sesudah ini. Segera aku dikuasai oleh Roh dan lihatlah, sebuah tahta terdiri di sorga, dan di tahta itu duduk Seorang. Dan Dia yang duduk di tahta itu nampaknya bagaikan permata yaspis dan permata sardis; 4 dan suatu pelangi melingkupi tahta itu gilang gemilang bagaikan zamrud rupanya.” (Wahyu 4:1-3)

Yohanes berusaha menggambarkan ruang tahta surga. Kemuliaannya tidak tergambarkan. Melayang-layang di sekitar tahta Allah adalah malaikat-malaikat yang terus menerus menyatakan: Kudus, kudus, kuduslah Tuhan Allah, Yang Mahakuasa, yang sudah ada dan yang akan datang” (Wahyu 4:8).

Yohanes hanya bisa menceritakan yang dia lihat kemiripannya dengan yang ada di dunia tapi semuanya jauh lebih indah dan luar biasa. Dia melihat tempat yang dipenuhi sinar gemerlap dan sangat terang dengan warna-warna yang luar biasa. Dia mendengar suara yang sangat keras dan banyak sekali suara-suara yang bersukacita dan memuji tapi yang paling menarik perhatian Yohanes adalah Dia yang duduk di atas tahta. 5

PERASAAN MENDEBARKAN

Agama-agama di dunia menggambarkan Taman Firdaus dengan berbagai cara.

Beberapa menggambarkan Taman Firdaus sebagai tempat yang membosankan, dalam arti positif. Mungkin kamu pernah melihat gambar kartun: orang-orang duduk di awan sambil memetik harpa sebagai kewajiban. Kitab Suci tidak menggambarkan kemuliaan Allah seperti itu.

Ada juga yang menggambarkan Taman Firdaus sebagai taman yang berpusat kepada laki-laki dengan sensualitas tanpa henti. Konsep itu juga salah.

Ketika Tuhan ada di dunia, Dia mengajarkan bahwa - di rumah Bapa-Nya - manusia yang ditebus-Nya “tidak kawin dan tidak dikawinkan melainkan hidup seperti malaikat di sorga.” (Matius 22:30)

Surga adalah tempat yang berpusat kepada Allah dimana sukacita, keajaiban, dan merasa mendebarkan karena berada dalam hadirat kebijaksanaan dan kasih tak berbatas yang tidak akan pernah pudar. Surga adalah tempat dimana hubungan terjalin dalam tingkatan yang lebih tinggi daripada yang terjadi di dunia. Allah merancang pernikahan duniawi untuk memberi kita sedikit pengertian tentang hubungan mulia yang akan ada antara Tuhan dan orang-orang yang ditebus-Nya sepanjang kekekalan. Bahkan pernikahan duniawi yang terbaikpun tidak akan bisa menggambarkan hubungan suci yang penuh sukacita yang akan dinikmati Kristus dan orang yang ditebus-Nya. Kitab Suci menyebut ini sebagai “rahasia ini besar (Efesus 5:32) dan menambahkan “Berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan kawin Anak Domba.(Wahyu 19:9)

Taman Firdaus adalah segalanya tentang bersama-NYA.

Malaikat yang diciptakan entah berapa ribu tahun yang lalu akan semakin lebih terpukau dengan hadirat Allah. Begitu juga dengan anak-anak Adam yang ditebus. Kita akan memerlukan kekekalan untuk mengerti kemuliaan, kebijaksanaan, dan kesempurnaan Tuhan Allah kita!

“Betapa sulitnya pikiran-Mu, ya Allah! Betapa besar jumlahnya! Jika aku mau menghitungnya, itu lebih banyak dari pada pasir. Apabila aku berhenti, masih saja aku bersama-sama Engkau.” (Mazmur 139:17-18)

Rasa mendebarkan dan sukacita karena bersama Tuhan tidak akan pernah pudar. Pertanyaannya bukan apakah kita akan menjadi bosan tapi apakah kita akan pernah melepaskan pandangan kita dari-Nya?

Di hadapan-Mu ada sukacita berlimpah-limpah, di tangan kanan-Mu ada nikmat senantiasa<.” (Mazmur 16:11)

KERUMUNAN

Rasul Yohanes tidak hanya mendapatkan penglihatan tentang Allah yang berada di tahta-Nya - dia juga melihat kerumunan orang-orang yang ditebus.

“Kemudian dari pada itu aku melihat: sesungguhnya, suatu kumpulan besar orang banyak yang tidak dapat terhitung banyaknya, dari segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa, berdiri di hadapan tahta dan di hadapan Anak Domba, memakai jubah putih ... Dan dengan suara nyaring mereka berseru: ‘Keselamatan bagi Allah kami yang duduk di tahta dan bagi Anak Domba!’” (Wahyu 7:9-10)

Apakah kamu ingat bagaimana Allah berjanji menawarkan berkat-Nya kepada segala bangsa dan semua orang di dunia melalui Juruselamat yang dilahirkan dari garis keluarga Abraham, Ishak, dan Yakub? 6Allah memperbolehkan Yohanes melihat masa depan dan menjadi saksi penggenapan janji-Nya.

Setiap kelompok manusia di dunia, setiap bangsa, dan setiap bahasa akan dihadirkan di sekitar tahta Allah. Dengan suara yang penuh rasa syukur dan sukacita, kerumunan pendosa yang telah ditebus akan selamanya memuji dan menyembah Anak Domba yang telah mencurahkan darah-Nya untuk membebaskan mereka dari kematian kekal dan memberi mereka kehidupan kekal.

“Mereka menyanyikan suatu nyanyian baru katanya: ‘Engkau layak ... karena Engkau telah disembelih dan dengan darah-Mu Engkau telah membeli mereka bagi Allah dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa. Dan Engkau telah membuat mereka menjadi suatu kerajaan, dan menjadi imam-imam bagi Allah kita, dan mereka akan memerintah sebagai raja di bumi.’

Maka aku melihat dan mendengar suara banyak malaikat sekeliling tahta, mahluk-mahluk dan tua-tua itu; jumlah mereka berlaksa-laksa dan beribu-ribu laksa, katanya dengan suara nyaring: ‘Anak Domba yang disembelih itu layak untuk menerima kuasa, dan kekayaan, dan hikmat, dan kekuatan, dan hormat, dan kemuliaan, dan puji-pujian!’" (Wahyu 5:9-12)

PENEBUSKU!

Empat ribu tahun yang lalu nabi Ayub bersukaria:

Tetapi aku tahu: Penebusku hidup, dan akhirnya Ia akan bangkit di atas debu. Juga sesudah kulit tubuhku sangat rusak, tanpa dagingkupun aku akan melihat Allah, yang aku sendiri akan melihat memihak kepadaku; mataku sendiri menyaksikan-Nya dan bukan orang lain. Hati sanubariku merana karena rindu.” (Ayub 19:25-27)

Apakah hatimu merana ingin “melihat Allah” seperti Ayub? Apakah kamu mengenal-Nya sebagai Penebusmu?

Semua orang yang percaya mempunyai harapan pasti seperti Ayub. Temanku, saya tidak bisa berbicara atas namamu tapi saya tahu bahwa saya akan bertemu Penebus saya! Saya akan berjalan dan berbicara dengan “Anak Allah yang mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku.” (Galatia 2:20)

Ya, saya menantikan saat-saat indah bersekutu dengan orang-orang kepunyaan Allah dari segala jaman, bersama keluarga dan teman yang sudah bersama Tuhan, dan dengan sepenuh hati saya berharap kamu akan ada di antara mereka juga. Tapi yang terutama adalah saya ingin bertemu Yesus!

Dia menanggung neraka bagi saya.

Tanpa ragu, salah satu kebenaran luar biasa yang dapat dipikirkan oleh saya adalah DIA ingin saya menghabiskan kekekalan bersama-NYA!

Di malam ketika Yesus ditangkap untuk dihukum dan disalibkan, Dia berdoa:

Ya Bapa, Aku mau supaya, dimanapun Aku berada, mereka juga berada bersama-sama dengan Aku, mereka yang telah Engkau berikan kepada-Ku, agar mereka memandang kemuliaan-Ku yang telah Engkau berikan kepada-Ku, sebab Engkau telah mengasihi Aku sebelum dunia dijadikan.” (Yohanes 17:24)

Inilah inti pesan Allah. Dia merancang manusia untuk bersama-Nya tapi Dia tidak akan memaksamu untuk menerima tawaran-Nya.

Dia menyerahkan keputusan di tanganmu.

“Barangsiapa menang, dia akan Kuberi makan dari pohon kehidupan yang ada di Taman Firdaus Allah ... Siapakah yang mengalahkan dunia, selain dari pada dia yang percaya, bahwa Yesus adalah Anak Allah?” (Wahyu 2:7; 1 Yohanes 5:5).

RUMAH YANG SEMPURNA

Dua pasal terakhir dalam Kitab Suci mencatat penglihatan Yohanes akan rumah kekal dimana orang percaya dari segala jaman akan hidup bersama dengan Pencipta dan Penebus mereka dan ikut serta dalam segala hal yang telah Dia persiapkan untuk orang-orang kepunyaan-Nya.

“Lalu aku melihat langit yang baru dan bumi yang baru, sebab langit yang pertama dan bumi yang pertama telah berlalu, dan lautpun tidak ada lagi. Dan aku melihat kota yang kudus, Yerusalem yang baru, turun dari sorga, dari Allah.” (Wahyu 21:1-2)

Kota kudus ini akan “turun dari sorga, dari Allah” untuk bergabung dengan planet kita yang diciptakan kembali. Di dunia yang baru “lautpun tidak ada lagi.” Tidak ada benua yang berpisah. “Dan Ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka; dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu.” (Wahyu 21:4)

Semuanya akan sempurna. Kota sorgawi ini akan begitu mulia sehingga tidak dapat dibayangkan manusia. Bahkan Yohanes tidak bisa menggambarkannya.

Kota itu bentuknya empat persegi, panjangnya sama dengan lebarnya. Dan ia mengukur kota itu dengan tongkat itu: dua belas ribu stadia [2200 kilometer]; panjangnya dan lebarnya dan tingginya sama ... Tembok itu terbuat dari permata yaspis; dan kota itu sendiri dari emas tulen, bagaikan kaca murni. Dan dasar-dasar tembok kota itu dihiasi dengan segala jenis permata. ... Dan kedua belas pintu gerbang itu adalah dua belas mutiara: setiap pintu gerbang terdiri dari satu mutiara dan jalan-jalan kota itu dari emas murni bagaikan kaca bening. Dan aku tidak melihat Bait Suci di dalamnya; sebab Allah, Tuhan yang Mahakuasa, adalah Bait Sucinya, demikian juga Anak Domba itu. Dan kota itu tidak memerlukan matahari dan bulan untuk menyinarinya, sebab kemuliaan Allah meneranginya dan Anak Domba itu adalah lampunya. Dan bangsa-bangsa akan berjalan di dalam cahayanya ... Tetapi tidak akan masuk ke dalamnya sesuatu yang najis, atau orang yang melakukan kekejian atau dusta, tetapi hanya mereka yang namanya tertulis di dalam kitab kehidupan Anak Domba itu.” (Wahyu 21:16-24,  27)

Setiap detil kota yang sangat besar ini begitu mulia; bahkan jalanannya terbuat dari “emas murni bagaikan kaca bening.” Setiap bagiannya dirancang untuk menggambarkan kemuliaan Tuhan.

Di kota itu tidak ada Bait Allah atau matahari karena Tuhan sendiri adalah pusat penyembahan dan Sumber Cahaya. “Anak Domba itu adalah lampunya.”

Surga akan diterangi oleh Dia yang pada hari penciptaan pertama berkata, “Jadilah terang.” Cahaya kota akan sama menyilaukannya dengan cahaya yang ada di Kemah Suci Tabernakel, Bait Allah dan dalam Yesus sendiri yang berkata, Akulah terang dunia.(Yohanes 8:12)

Kota surgawi ini berbentuk kubus yang sempurna - sama seperti Kemah Suci di Tabernakel yang melambangkan Surga. Panjang dan lebar kota sepanjang 2200 kilometer (1500 mil). Tingginya juga sama. Sudah jelas menara kota itu akan melebihi stratosphere dunia baru dan mencapai luar angkasa.

Rumah mulia ini akan mempunyai cukup ruang untuk setiap orang yang pernah dilahirkan. Tapi tidak semua orang akan ada di sana, “hanya mereka yang namanya tertulis di dalam kitab kehidupan Anak Domba itu.” Hanya mereka yang ketika di dunia menyerahkan kepercayaannya kepada satu Allah yang benar dan pada keselamatan-Nya.

Pasal terakhir menggambarkan taman yang ditemukan di dalam kota.

“Lalu ia menunjukkan kepadaku sungai air kehidupan, yang jernih bagaikan kristal, dan mengalir ke luar dari tahta Allah dan tahta Anak Domba itu. Di tengah-tengah jalan kota itu, yaitu di seberang menyeberang sungai itu, ada pohon-pohon kehidupan ... Maka tidak akan ada lagi laknat. Tahta Allah dan tahta Anak Domba akan ada di dalamnya dan hamba-hamba-Nya akan beribadah kepada-Nya, dan mereka akan melihat wajah-Nya, dan nama-Nya akan tertulis di dahi mereka ... mereka akan memerintah sebagai raja sampai selama-lamanya.” (Wahyu 22:1-5)

CERITA YANG SEMPURNA

Cerita Allah telah menjadi sebuah lingkaran yang sempurna.

“Di tengah-tengah jalan kota itu, yaitu di seberang menyeberang sungai itu, ada pohon-pohon kehidupan.”

Yang diawali dengan sebuah taman yang indah, diakhiri dengan kota luar biasa dengan taman yang sangat indah. Tidak seperti di Taman Eden, di Taman Firdaus surgawi tidak akan ada pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat tapi akan ada pohon kehidupan yang tidak bisa didekati Adam dan Hawa ketika mereka berdosa. Tidak ada pilihan lain di kota surgawi kecuali kesucian yang sempurna dan kehidupan yang kekal.

Waktu ujian dan hidup dengan iman akan menjadi masa lalu.

“Tahta Allah dan tahta Anak Domba akan ada di dalamnya dan hamba-hamba-Nya akan beribadah kepada-Nya, dan mereka akan melihat wajah-Nya ... mereka akan memerintah sebagai raja sampai selama-lamanya.”

Dalam kekekalan orang-orang kepunyaan Allah tidak akan pernah melupakan harga mahal yang sudah dibayar oleh “Allah dan ... Anak Domba” untuk menebus jiwa mereka yang tak berdaya dari penghukuman dan melayakkan mereka untuk hidup bersama-Nya selamanya.

Hubungan indah dan tak terpisahkan antara Tuhan dan orang-orang kepunyaan-Nya akan berlangsung selamanya. Allah beserta kita dan kita beserta-Nya akan lebih indah daripada persekutuan yang diketahui Adam dan Hawa sebelum mereka jatuh ke dalam dosa.

Mengapa akan menjadi lebih indah?

Jawabannya terdapat dalam kata penebusan.

“Ia telah melepaskan kita dari kuasa kegelapan dan memindahkan kita ke dalam Kerajaan Anak-Nya yang kekasih; di dalam Dia kita memiliki penebusan kita, yaitu pengampunan dosa.” (Kolose 1:13-14)

Apa yang lebih indah daripada diselamatkan dari kemungkinan takdir terburuk sebagai pelanggar hukum terkutuk di dalam lubang kegelapan dosa dan kematian dan kemudian dibawa ke dalam situasi terbaik sebagai warga negara yang dikasihi dalam kerajaan cahaya dan kasih Allah?

Itulah yang sudah dilakukan Pencipta dan Penebus bagi kita yang percaya hanya kepada-Nya untuk memperoleh keselamatan. Karena kasih-Nya yang besar, dengan darah-Nya yang tak ternilai harganya, Dia telah menyelamatkan pendosa tak berdaya dari neraka dan melayakkan mereka untuk masuk ke surga.

Ini adalah Cerita yang Sempurna - Cerita Penebusan yang harus direnungkan dan dihargai sampai kekekalan.

“Kemudian dari pada itu aku melihat: sesungguhnya, suatu kumpulan besar orang banyak yang tidak dapat terhitung banyaknya, dari segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa, berdiri di hadapan tahta dan di hadapan Anak Domba, memakai jubah putih dan memegang daun-daun palem di tangan mereka. Dan dengan suara nyaring mereka berseru: ‘Keselamatan bagi Allah kami yang duduk di atas tahta dan bagi Anak Domba!’ (Wahyu 7:9-10)

“Dan mereka menyanyikan suatu nyanyian baru katanya: ‘Engkau layak ... karena Engkau telah disembelih dan dengan darah-Mu Engkau telah membeli mereka bagi Allah dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa ... Bagi Dia yang duduk di atas tahta dan bagi Anak Domba, adalah puji-pujian dan hormat dan kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya!’ (Wahyu 5:9,  13)

BERBAHAGIA SELAMANYA

Dari segala penjuru bumi orang-orang dari segala jaman menyukai cerita percintaan dan penyelamatan - cerita dengan akhir bahagia. 7

Legenda kuno yang didramatisasi oleh pencerita desa kepada sekelompok orang yang berkumpul di sekeliling api unggun di bawah langit malam atau cerita dongeng yang dibacakan orang tua kepada anaknya di waktu malam, cerita-cerita itu mempunyai alur cerita yang mirip. Semuanya seperti ini:

Seorang gadis yang sedang menderita, diperbudak oleh beberapa tokoh jahat, dibebaskan dari keadaan sulit dan ketidakberdayaannya oleh gabungan kekuatan gaib dan seorang petarung atau pangeran tampan. Setelah menyelamatkan gadis yang dikasihinya itu, sang pahlawan membawanya dan menjadikannya istrinya, dan hidup bersama di rumahnya yang besar.

Dan bagaimana dongeng ini berakhir?

Dan mereka hidup bahagia selamanya.

Mengapa orang-orang menyukai cerita seperti itu?

Mereka menyukai cerita-cerita itu karena Allah sudah membangun keinginan dalam jiwa manusia untuk dibebaskan dari yang jahat, untuk dikasihi, dan untuk hidup bahagia selamanya. Karena itulah anak-anak dan orang dewasa menyukai dongeng seperti itu.

Tapi cerita Allah bukan dongeng khayalan.

Ilusi bayangan tidak berasal dari sejarah dan juga tidak diperkuat oleh arkeologi. Sebuah cerita karangan tidak ditulis oleh lusinan orang selama lima belas abad dan juga tidak dinyatakan oleh ratusan nubuat yang terperinci. Seorang pahlawan khayalan tidak bisa bicara seperti Yesus yang memiliki kebijaksanaan surgawi dan kepada orang-orang yang akan diselamatkannya, dia tidak akan berkata,

“Sekarang kita ke Yerusalem dan segala sesuatu yang ditulis oleh para nabi mengenai Anak Manusia akan digenapi. Sebab Ia akan diserahkan kepada bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, diolok-olokkan, dihina dan diludahi, dan mereka menyesah dan membunuh Dia, dan pada hari ketiga Ia akan bangkit.” (Lukas 18:31-33)

Cerita khayalan tidak bisa memberikan hati nurani yang dibersihkan dan jaminan kehidupan kekal kepada pendosa yang diikat neraka. Cerita dongeng tidak dapat memberi kita hubungan pribadi dengan Pencipta kita dan mengubah hati kita yang berdosa dan egois menjadi hati yang ingin memuliakan Allah dan melayani orang lain.

Hanya cerita Allah yang bisa melakukannya.

Ini adalah kenyataan.

Sebagai kesimpulan: cerita dan pesan dari satu Allah yang benar adalah tentang Anak-Nya yang kekal yang menjadi manusia, menjalani kehidupan yang sempurna, mencurahkan darah-Nya yang sempurna dan bangkit dari antara orang mati untuk menyelamatkan pendosa tak berdaya dari Satan, dosa, kematian, dan neraka supaya Dia bisa membagikan kesukaan tanpa akhir dari kebijaksanaan dan kasih-Nya dalam kemuliaan rumah Bapa-Nya kepada orang-orang yang percaya.

Itulah kabar baik Allah bagi dunia yang menderita ini.

Karena apa yang sudah dilakukan-Nyalah maka kita bisa hidup bahagia selamanya.

“Aku tahu bahwa segala sesuatu yang dilakukan Allah akan tetap ada untuk selamanya. (Pengkhotbath 3:14)

UNDANGAN DAN PERINGATAN

Kitab Allah diakhiri dengan kalimat ini:

Aku, Yesus, telah mengutus malaikat-Ku untuk memberi kesaksian tentang semuanya ini ... Aku adalah Alfa dan Omega, Yang Pertama dan Yang Terkemudian, Yang Awal dan Yang Akhir.” (Wahyu 22:16, 13)

Roh dan pengantin perempuan itu [pendosa yang diselamatkan] berkata, ‘Marilah!’ Dan barangsiapa yang mendengarnya, hendaklah ia berkata, ‘Marilah!’ Dan barangsiapa yang haus, hendaklah ia datang, dan barangsiapa yang mau, hendaklah ia mengambil air kehidupan dengan cuma-cuma! Aku bersaksi kepada setiap orang yang mendengar perkataan-perkataan nubuat dari kitab ini, ‘Jika seorang menambahkan sesuatu kepada perkataan-perkataan ini, maka Allah akan menambahkan kepadanya malapetaka-malapetaka yang tertulis di dalam kitab ini.Dan jikalau seorang mengurangkan sesuatu dari perkataan-perkataan dari kitab nubuat ini, maka Allah akan mengambil bagiannya dari pohon kehidupan dan dari kota kudus, seperti yang tertulis dalam kitab ini.’ Ia yang memberi kesaksian tentang semuanya ini, berfirman: ‘Ya, Aku datang segera!’ Amin, datanglah, Tuhan Yesus! Kasih karunia Tuhan Yesus menyertai kamu sekalian! Amin.” (Wahyu 22:17-21)

Dengan diakhiri “Amin” (yang berarti, “memang benar dan dapat dipercaya”), Sang Pengarang yang ada di luar batasan waktu mengakhiri cerita dan pesan-Nya.

ALLAH DAN MANUSIA BERSAMA

Apakah kamu ingat jawaban Adam ketika TUHAN datang ke taman dan memanggilnya, “Dimanakah engkau?”

Adam menjawab dengan malu:

“Ketika aku mendengar, bahwa Engkau ada dalam taman ini, aku menjadi takut.” (Kejadian 3:10)

Sang laki-laki dan sang perempuan berusaha bersembunyi dari Pencipta dan Pemilik mereka karena mereka telah berdosa.

Tapi sekarang di akhir sejarah bagaimana reaksi laki-laki, perempuan, dan anak-anak yang percaya terhadap janji Pencipta dan Penebus mereka yang akan datang kembali mengambil mereka supaya hidup bersama-Nya selamanya?

Mereka dengan sukacita menjawab:

“Amin, datanglah Tuhan Yesus!” (Wahyu 22:20)

Apa yang menyebabkan perubahan ini? Mengapa beberapa keturunan Adam tidak lagi ingin bersembunyi dari Tuhan mereka? Mengapa mereka sebaliknya sangat bersemangat dengan kemungkinan bertemu dengan-Nya?

Jawabannya terdapat dalam pesan satu Allah yang benar:


“Dialah yang menyelamatkan kita dan memanggil kita dengan panggilan kudus,
  bukan berdasarkan perbuatan kita,
    melainkan berdasarkan maksud dan kasih karunia-Nya sendiri,
      yang telah dikaruniakan kepada kita dalam Kristus Yesus
        sebelum permulaan zaman
          dan yang sekarang dinyatakan
            oleh kedatangan Juruselamat kita
              Yesus Kristus, yang oleh Injil telah mematahkan kuasa maut
                dan mendatangkan hidup yang tidak dapat binasa.”
                  dan mendatangkan hidup yang tidak dapat binasa.”
                    (2 Timotius 1:9-10)

SATU PERATURAN

Seperti Allah telah menjelaskan satu peraturan-Nya kepada Adam di taman firdaus duniawi, Dia juga telah menjelaskan satu peraturan kepada keturunan Adam tentang kota Taman Firdaus surgawi:

Tidak akan masuk ke dalamnya sesuatu yang najis, atau orang yang melakukan kekejian atau dusta, tetapi hanya mereka yang namanya tertulis di dalam kitab kehidupan Anak Domba itu.” (Wahyu 21:27)

Apakah namamu tertulis dalam kitab kehidupan Anak Domba? Jika ya, ada pesan pribadi dari-Nya untukmu:

“Janganlah gelisah hatimu;

percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku.

Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal.

Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu.

Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu,

Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku,

supaya di tempat di mana Aku berada, kamupun berada ...

Akulah jalan dan kebenaran dan hidup.

Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.”

— Yesus (Yohanes 14:1-3, 6)


1. Matius 13:24-30. Yesus menyatakan bahwa percampuran antara yang baik dan yang jahat hanya akan ada dalam waktu terbatas.

2. Dalam Kitab Wahyu pasal satu dan selanjutnya diberikan gambaran yang mengesankan tentang Tuhan Yesus – penggambaran yang berbeda dan mencengangkan tentang Dia jika dibandingkan dengan buku-buku, film-film, dan agama-agama lain.

3. Markus 3:14-19; Yohanes 19:26-27; Yohanes menulis kitab-kitab selanjutnya dalam Kitab Suci: Injil Yohanes; 1 Yohanes; 2 Yohanes; 3 Yohanes dan Wahyu.

4. Ada bermacam-macam warna batu Yaspis. Batu Sardis biasanya berwarna merah bening. Warnanya akan menjadi semakin gelap jika terkena sinar.

5. Lihat siapa yang ada di atas tahta. Bandingkan Yesaya 6 (Penglihatan Yesaya, dinyatakan juga dalam bab 15 SATU ALLAH SATU PESAN) dengan Yohanes 12:36-41.

6. Kejadian 12:2-3; Matius 1. (Janji lain dari Allah kepada Abraham, lihat bab 20 SATU ALLAH SATU PESAN ini.)

7. Misalnya dongeng klasik tentang Cinderela yang pertama kali diceritakan di Cina, lalu ada versi lain dari Eropa, Amerika, Persia, Irak, Mesir, Korea, India, dan lain-lain. Setiap negara mempunyai versi masing-masing tapi temanya tetap sama. Rindu akan penebusan dan kehidupan kekal ada dalam hati semua orang di seluruh dunia. Salomo menulis: Ia [Allah] membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir. (Pengkhotbath 3:11)